066

215K 10K 1.2K
                                    

⬇⬇⬇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Terakhir kali aku merias wajahku adalah ketika aku masih tinggal di Indonesia. Saat itu adalah hari ulang tahun kakak seniorku, atau bisa dibilang pacarku, yang sekarang menjadi mantanku. Waktu aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA, aku pernah pacaran sekali, dengan kakak seniorku yang menjabat sebagai ketua osis. Kami putus tepat setelah hubungan kami dua bulan, aku memutuskannya karena ia memintaku untuk menciumnya, tepat di bibirnya. Saat itu aku masih bisa dikatakan lugu, dan aku menganggap ciuman adalah sesuatu yang menjijikan—setidaknya itu yang aku pikirkan sebelum Leo mengambil ciuman pertamaku.

Aku tidak bermaksud membicarakan Leo, yang ingin aku katakan sekarang adalah bahwa aku telah lama tidak merias wajah dan sekarang aku masih bisa melakukannya.

Aku baru saja selesai merias wajahku, dan aku cukup puas dengan hasilnya ketika aku berdiri di depan kaca menatap pantulan tubuhku. Rambutku tersanggul rapi berpadu dengan make up indah yang feminin.

Di saat-saat seperti ini aku jadi mengingat Ibuku, biasanya dia yang merias wajahku.

"Sudah siap Naomi?" Itu suara Ayah, datang menghampiriku di dalam kamar. Ia berdiri di sela-sela pintu yang terbuka.

Aku tersenyum dan berbalik badan menoleh pada Ayah, "Aku siap, Dad."

Mulut Ayah sontak terbuka dengan mata yang melebar ke arahku. "Wow, aku tidak menyangka anak Daddy bisa secantik ini." pujinya terpana. "Kau benar-benar mirip Ibumu."

Aku terkekeh pelan, "Tentu saja. Ibu yang mengajariku."

Ayah mengelus rambutku yang tersanggul dengan lembut, "Yasudah, ayo kita pergi. Tidak lama lagi jam 8."

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Ayah menuruni tangga. Ayah sedang memakai seragam polisi seperti biasanya. Walaupun baru kembali dari Kansas, Ayah tidak memiliki cuti untuk istirahat di rumah. Malam ini Ayah akan mengantarku ke sekolah sebelum dia kembali bertugas.

Begitu aku masuk ke dalam mobil, aku sempat melirik ke arah rumah Leo. Rumahnya tampak gelap, tidak ada lampu yang menyala. Aku tidak tahu apakah dia ada di dalam atau tidak. Aku juga tidak tahu apakah dia akan datang malam ini atau tidak. Yang aku tahu adalah, masa skorsingnya dari kepala sekolah belum berakhir. Dan aku tidak melihatnya sejak terakhir kali kami bertemu di depan rumah aunty Maria.

 Dan aku tidak melihatnya sejak terakhir kali kami bertemu di depan rumah aunty Maria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang