108

198K 17.6K 9.9K
                                    

AKU SENGAJA UPDATE WALAUPUN VOTE GAK NYAMPE 15K.  Gak ngerti lagi aku sama SIDER! Tapi karena aku seneng bangettttttt, Part ini aku persembahkan buat kalian yang selalu komen dan vote di cerita ini. I love you guyss. Makasihh udah support aku.


Happy Reading!! 💕

Happy Reading!! 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Aku tidak bisa lagi menahan amarah ketika sampai di rumah sakit. Aku langsung menendang pintu ruangan Jacob hingga terpantul di dinding dan menciptakan keribuatn di dalam ruangan serba putih itu. Seperti yang aku duga, Ramon dan Neal berada di dalam sana, bersama bajingan itu. Mata mereka sontak tertuju ke arahku dan Thunder ketika kami masuk.

"Wow, lagi-lagi tamu yang tak terduga." Suara menyebalkan Jacob masuk ke dalam telingaku, "Hallo, King?" Sapanya yang terlihat sangat menyebalkan.

Aku mengeram dengan kedua tangan terkepal kuat. Sebelum dia mengeluarkan kalimat konyol lain, aku langsung berjalan cepat mendekatinya. Aku tidak berpikir dua kali saat mengambil suntik di atas nakas dan menusukkan benda itu asal ke perutnya. Tepat pada lukanya yang aku tembak beberapa hari lalu.

"ARRGHSS!! SIALAN! APA YANG KAU LAKUKAN?" Dia refleks menendangku. Ramon bersama Neal segera menahan tubuhku sebelum aku kembali menyerang pria Brengsek itu tanpa aba-aba.

"Are you fucking insane?" Neal merutukiku. Sialan, dia masuk ke urutan kedua dalam daftar pria yang akan aku bunuh malam ini.

Aku menyentak tangan Ramon dan Neal dari lenganku. Lalu menatap tajam ke arah Jacob.

"Skip your fucking bullshit! Aku tidak memiliki waktu untuk mendengar suara sialanmu." Aku menatap Jacob, Ramon dan Neal bergantian dengan napas memburu. "Sekarang katakan, dimana kalian menyembunyikan Anna? Atau aku akan mengambil suntik lain dan menancapkan benda itu ke leher kalian. Aku tidak bermain-main."

"Tidak perlu menggunakan suntik," Suara Thunder muncul dari arah belakangku, dia mengeluarkan senjata dari kantong jaket merahnya dan memamerkan benda itu di hadapan kami. "senjata ini akan dengan senang hati mendaratkan pelurunya di otak kalian."

Jacob menarik suntik yang tertancap di perutnya dan membuang benda itu ke lantai dengan kesal. "Wow... Jadi kalian berdua datang ke sini untuk mengancamku?" Dia tersenyum licik, membuat adrenalin di dalam darahku meningkat. Bahkan dengan tubuh yang tidak bisa berbuat apa-apa dia masih saja menyebalkan. "Sejak kapan ketua Griffin dan Cerberus berteman? Oh biarku tebak, tentu saja karena Anna. Owm, kalian sangat manis."

Dor!!!

"ARGHSS, Brengsek!!" Ramon langsung terduduk memegang kakinya yang berdarah. Sementara Neal dan Jacob terbelalak, sama terkejutnya denganku. Neal mengumpat kasar, namun dengan cepat dia membantu Ramon, membawa pria itu ke sofa di ujung ruangan. Ramon meringis kesakitan saat Neal mengambil perban untuk sedikit menghalau darah agar tidak terus keluar dari kakinya. Pintu ruangan telah dikunci, sehingga bisa sedikit meredam suara tembakan tadi.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang