016

247K 11.7K 777
                                    

A man who loves classic books

A man who loves classic books

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Lagi-lagi hari ini aku tidak bisa menghabiskan waktu istirahat bersama Steven. Karena ia memiliki kegiatan wajib yang harus dilakukan dengan anggota klubnya di Robotics Lab.

Sebenarnya Steven mengajakku untuk menunggunya di sana, agar aku bisa melihat-lihat keseruan mereka ketika merakit robot. Tapi aku menolak karena merasa tidak enak. Aku takut anggota klub yang lain tidak menginginkan kehadiranku. Maka daripada bingung harus kemana, aku memilih untuk menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Tempat itu adalah ruangan paling aman sejauh ini.

Setelah memperlihatkan kartu pelajarku, Mr. Romanoff--penjaga perpustakaan memberikan aku kunci loker 063 untuk menyimpan ransel. Perpustakaan kali ini cukup ramai. Tapi semuanya sibuk membaca jadi ruangan ini terdengar hening.

Aku melangkah ke rak buku novel klasik. Kemarin aku menemukan buku yang menarik, judulnya Wuthering Heights. Karya sastra klasik yang berbicara tentang topik cinta dari sudut pandang gelap yang cukup mengerikan. Ketika seseorang mencintai dengan cara yang salah, cinta tidak lagi berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan. Melainkan berbicara tentang obsesi berlebihan, rasa ingin memiliki, dendam, benci, posesif, kecemburuan, dan kemarahan yang tidak terkendali.

Aku langsung jatuh hati pada buku itu saat membaca lembaran pertama. Kemarin aku baru membaca setengah, dan sekarang aku penasaran dengan kelanjutan cerita antara Heathcliff dan Catherine. Aku ingin tahu bagaimana akhir perjalanan cinta mereka.

Aku ingat sampulnya didominasi warna cokelat dan sudah agak lusuh. Tapi setelah menulusuri rak buku itu, melihat dari ujung kanan hingga kiri, dari atas sampai bawah. Aku tetap tidak menemukannya.

Buku itu adalah satu-satunya di perpustakaan ini, jadi seseorang tidak mungkin meminjamnya untuk dibawa pulang. Lalu di mana buku itu?

Mataku menelusuri setiap inci ruangan. Meneliti para siswa dengan buku bacaan yang mereka pegang, hingga akhirnya mataku menangkap buku itu, berada di tangan seorang pria berjaket kulit hitam. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena tertutup buku yang ia baca.

Tapi mataku langsung melebar, saat aku mengenali jaket itu. Wait... Jangan bilang kalau pria yang memegang buku Wuthering Heights adalah salah satu anggota Griffin? Oh Tuhaaaan... Ini sungguh menyebalkan.

Aku mendengus kesal. Daripada berurusan dengan pria itu, aku memilih untuk mengambil buku novel yang lain. Aku bisa melanjutkan membaca buku itu besok saja.

Saat ingin mengambil tempat duduk, aku melihat semua meja dan kursi hampir penuh. Satu-satunya yang tersisa adalah di meja bundar yang ditempati pria itu, maka mau tak mau aku duduk di sana. Aku berharap dia bukan orang yang menyebalkan. Semoga.

Aku duduk tanpa bersuara. Dan syukurlah ia juga hanya bersikap biasa. Aku rasa ia bukan orang yang menyebalkan, kemudian karena penasaran dengan wajahnya, akupun mengintip dari balik bukunya. Hingga mataku melebar saat hal pertama yang aku lihat adalah mata elang itu.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang