BAB 8

5.6K 398 11
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE.

"Bapak ada perlu sama saya?" Tanya bya yang penasaran kenapa pak abi memanggilnya.

"Kamu bisa tolongin ambil buku saya yang tertinggal di ruangan saya bya?" Tanya pak abi tanpa memandang bya sambil membolak-balikkan halaman buku di hadapannya.

"Maaf pak buku apa yang ketinggalan?" Tanya bya memastikan.

"Ohh itu.. buku... pokonya buku yang ada di atas meja bisa kamu bawa kesini.." ucap pak abi gelagapan.

Pak abi tidak akan meninggalkan buku pelajarannya karena bukunya selalu tersimpan di dalam tasnya dengan rapi.
Namun karena ingin menghukum bya karena telah melawannya, pak abi beralasan bahwa bukunya tertinggal di ruangan.
Kebetulan jarak ruangannya pak abi cukup jauh dari kelas bya.

"Baik pak" jawab bya dengan malas.
Ia berjalan menuju ruangan pak abi dengan wajah yang cukup kesal. Apalagi ia harus menempuh beberapa fakultas untuk sampai ke ruangan pak abi.

"Dasar dosen pikun.. bisa-bisanya buku pake ketinggalan segala.. trus kenapa musti gue yang ngambil.. kenapa gak dia aja sendirian yang ngambil.. bilang aja itu dosen pengen ngerjain gue.. kesel gue sumpah kesel banget sama itu dosen.." gumam bya sambil sambil menendang-nendang kakinya ke depan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Akhirnya ia sampai ke ruangan pak abi, ia mencari buku apa yang ada di mejanya pak abi.
Lalu ada sebuah buku yang tergeletak di atas meja.
Bya langsung mengambilnya dan membawanya langsung ke kelasnya.

"Cuma buku ini doang gue di suruh jalan jauh-jauh.. sengklek emang itu dosen.. "gumam bya yang kesal bukan kepalang.

Bya langsung masuk menuju kelasnya, ia membawa buku sesuai dengan perintah pak abi.

"Pak ini buku yang bapak minta.." ujar bya sambil mengayun-ayunkan buku di tangannya.

Mahasiswa langsung bersorak kaget melihat majalah wanita ada di tangannya bya.
Pak abi pun langsung melihat kenapa mahasiswanya jadi berisik.
Ia melotot saat melihat majalah ditangannya bya.
Ia langsung mengambil majalah itu dari tangannya bya.
Lalu memasukkan majalahnya ke dalam tasnya.

"Oohh jadi majalah ini untuk pembelajaran hari ini ya pak.. hehehe" ujar bya terkekeh geli. Ia langsung kembali ke tempat duduknya sambil terkekeh tiada henti-hentinya.

"Byaa.. beneran itu majalah di mejanya pak abi? Bukan kamu yang.." ujar bagas bisik-bisik.

"Lo pikir gue seburuk itu gas?" Jawab bya kesal.

"Maaf bya bukan gitu maksud aku.." bagas jadi menyesal karena sudah berfikiran buruk dengan bya.
Bya yang terlihat kesal dan tidak ingin bicara lagi. Akhirnya bagas tidak menanyakan apa-apa lagi.

"Kalian semua jangan salah paham.. majalah tadi adalah milik adik perempuan saya dan bukan milik saya.. sekarang kita mulai saja pelajaran hari ini.." ujar pak abi.

"Baik pak.." ucap mahasiswa serentak.

***

"Mas.. hari ini gak ke kampus?" Tanya gita yang sedang beres-beres.

"Engga ma.. hari ini mas mau libur sehari.. gimana kalo kita kerumah mama?" Ujar pak revan.

"Boleh juga mas.. tapi nathan sama nala gak di ajak??"

"Gausah ma lagi pun mereka belum pulang sekolah.. sekalian kita pacaran gitu ma.. hehehehe" ucap pak revan.

"Uda tua kok masih pacaran-pacaran segala sih mas.. tapi boleh juga deh.. yauda aku siap-siap dulu ya mas.." ujar gita yang langsung meninggalkan segala urusannya di dapur dan beranjak naik tangga menuju kamarnya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang