BAB 91

3.6K 362 14
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Setelah pembukaan benar-benar sampai akhir Bya mulai berjuang untuk melahirkan bayinya ke dunia. Entah bagaimana akhirnya ia hanya harus berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dengan rasa sakit yang begitu menjalar ke seluruh tubuhnya.

Di detik itu Bya langsung membayangkan saat ibunya dulu melahirkan dirinya seorang diri tanpa di dampingi seorang suami. Alangkah beruntungnya dirinya yang bisa melewati masa-masa ini di dampingi oleh suami yang paling ia cintai itu.

"Sayang.. Kamu pasti kuat.. kita berjuang sama-sama ya.. kalau sakit banget jambak aku aja.. gapapa.." ujar pak Abi sambil menyodorkan kepalanya sendiri.

Dengan kontraksi yang begitu mendominasi seketika Bya ingin tertawa melihat suaminya itu. Bagaimana mungkin ia dengan tega menjambak rambut suaminya. Tidak ada jaminan rambut suaminya itu akan baik-baik saja. Bahkan bisa jadi pak Abi akan mengalami kebotakan.

"Jangan rambut mas.. tangan aja sini mana tangan.." ujar Bya sambil mencari-cari tangannya pak Abi.

Pak Abi langsung memberikan tangannya seketika pak Abi kaget dengan cengkraman Bya yang sangat kuat. Mendadak pak Abi langsung menelan ludahnya kasar membayangkan jika rambutnya yang di jambak oleh Bya. Maka habislah rambutnya pasti tidak akan bersisa.

"Rambutku masih selamat alhamdulillah.. walaupun ini tangan sakit banget tapi ini bukan apa-apa.. Bya pasti lebih ngerasain sakit.." gumam pak Abi yang merasa kasihan dengan istrinya itu.

Dokter terus menuntun Bya untuk mengenjan dengan benar. Agar Bya tidak melakukan kesalahan saat mengejan. Bu Rosa juga ikut membantu menuntun putrinya itu. Setelah beberapa saat bayi pertama keluar dengan selamat.

Oooeeeeeekkkkk....ooooeeeeekkkkkk....

Suara tangisan yang cukup nyaring membuat semua yang ada di ruangan persalinan cukup kaget.

"Alhamdulillah.. bayi pertamanya sudah lahir.." ujar Dokter.

Dokter langsung memberikan bayi itu kepada neneknya. Bu Rosa menyambut cucu pertamanya dengan perasaan yang cukup bahagia. Ia bahkan sampai meneteskan air matanya.

"Oma.. jangan menangis oma.. ada dua lagi cucu oma.." ujar Dokter sambil tersenyum.

Bu Rosa pun tersenyum mendengar perkataan dokter. Dua cucunya lagi masih belum keluar maka ia akan menyimpan air matanya untuk kedua cucunya lagi.

Terlihat Bya sudah kewalahan saat mengeluarkan bayi pertamanya. Nafasnya juga tersenggal-senggal karena harus menahan sakit. Dokter langsung meminta perawat memasangkan oksigen.

"Pasangkan oksigen dan bawa beberapa kantong darah untuk berjaga-jaga.." ujar Dokter memberikan perintah.

"Baik dokter.." jawab perawat.

Perawat langsung segera melakukan perintah yang diberikan oleh dokter. Mendadak Bya merasakan kontraksi kembali yang itu artinya bayi keduanya aka segera lahir.

"Iya sayang.. terus sayang...kamu bisa sayang.." ujar pak Abi yang terus memberikan semangat kepada istrinya.

Pak Abi begitu merasa kawatir melihat Bya yang sedang sekuat tenaga mengejan agar bayi mereka lahir ke dunia. Mendadak pak Abi berniat untuk tidak ingin memiliki anak lagi karena melihat begitu berat perjuangan istrinya itu.

Oooooeeeeeeeekkkkk...ooooeeeeeeekkkkkkk...

Bayi kedua lahir dengan selamat tangisannya juga tidak kalah menggelegar dari saudaranya. Bya benar-benar kehabisan tenaga namun ia harus melahirkan satu bayinya lagi. Darah terus mengucur hebat. Namun perawat sudah langsung memasangkan sekantong darah agar Bya tidak kehabisan darah.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang