BAB 77

4.9K 421 77
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Sudah hampir sebulan lamanya setelah mengetahui bahwa dirinya sedang berbadan empat. Namun Bya masih belum bisa move on dari foto USG bayi ciloknya. Ia terus menatapnya sambil tersenyum manis seolah-olah ia tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Gimana bisa ya ada manusia di dalam tubuh manusia.. dia tumbuh di dalam perut.. memangnya dia bisa bernafas? Kan dia di dalam perut.. trus dia juga berenang-berenang di dalam.. gak bakalan kelelep terus kemasukan air di dalam mulutnya?" Gumam Bya sambil mengusap perutnya yang mulai membuncit.

Karena anaknya kembar tiga kehamilan baru berusia hampir tiga bulan sudah cukup terlihat membesar. Selama sebulan ini Bya tidak berangkat kuliah karena ia sering merasakan mual-mual. Karena mertuanya adalah rektor di kampusnya maka tidak akan ada masalah jika Bya tidak ikut pelajaran selama sebulan. Namun tetap Bya tidak ketinggalan pelajaran. Karena Bagas selalu memberikan buku catatannya kepada Bya.

Malam itu saat Dewa dan Bagas mengantar kedua bocah kembar itu ke klinik. Bagas cukup kaget mendengar berita tentang Bya yang sedang mengandung. Ia tidak mengira Bya akan hamil karena ia berfikir Bya tidak akan pernah hamil. Kepintarannya yang terlalu hakiki terkadang bisa membuatnya berfikir yang tidak masuk akal.

"Bya beneran kamu sekarang lagi hamil anaknya pak Abi?" Tanya Bagas yang baru saja datang kerumah hendak mengantarkan catatan.

"Ya beneran dong.. ini anaknya di dalam perut.. lo mau liat?" Jawab Bya sambil mengunyah cemilan yang di bawa oleh Bagas.

"Engga.. engga.. gausah Bya.  Lagian pasti dia masih kecil.." ujar Bagas.

"Emang masih kecil tapi gak sekecil kayak cilok waktu itu.. mungkin sekarang uda sebesar bola bakso.." jawab Bya.

"Enggap gak By.. ada bayi di dalam perut kamu.." tanya Bagas lagi.

"Enggap lah.. ini masih baru mau tiga bulan aja uda segede gini.. apalagi nanti kalo uda gede tiga-tiganya di dalem perut.. lambung gue pasti kegencet.." jawab Bya.

Bagas malah tertawa ngakak mendengar ucapan sahabatnya itu. Setiap hari sepulang dari kampus ia selalu mampir kerumah Bya bukan hanya mengantar buku catatan ia juga selalu membawa makanan untuk Bya.

Pak Abi masih sibuk mengajar apalagi saat ini ia harus menyelesaikan tesis pascasarjanannya. Ditambah lagi Bya yang saat ini sedang mengandung, pak Abi harus lebih pintar membagi waktunya.

"Bya lagi ngapain ya dirumah.. pasti itu bumil lagi ngunyah makanan.. aku merindukannya.." gumam pak Abi yang sedang berada di ruangannya.

Seharusnya ia saat ini sudah pulang kerumah namun karena masih ada jam kelas setelah dhuhur nanti. Pak Abi memutuskan untuk pulang kerumah setelah mengajarnya selesai. Ia pun tau bahwa ada Bagas yang selalu dirumah menemani Bya.

"Temen sekelas kita pada heran gak sih gue gak masuk-masuk kuliah.." tanya Bya.

"Bukan heran lagi.. mereka pada nanya sama aku.. kamu kok gak masuk kuliah uda hampir sebulan ini.. aku cuma bisa jawab kamu lagi sakit doang.. mereka pada penasaran pengen tau kamu sskit apa.. aku bilang aja gatau.. tapi mereka pada gak percaya Bya.." jawab Bagas yang terlihat kesal karena teman sekelasnya selalu bertanya padanya soal Bya.

"Gue pengen ke kampus sih sebenernya.. cuma lo tau kan anak kampus belum ada yang tau kalau gue itu uda nikah sama pak Abi.. tau nya mereka gue cuma pacaran aja gitu.. kalo mereka liat gue buncit begini bahaya dong.. dikiranya gue hamil diluar nikah.." ujar Bya.

"Jadi gimana dong By.. masa kamu gak masuk kuliah selama setahun.. aku sendirian loh dikelas.. aku kesepian gak ada kamu.." jawab Bagas sambil menunduk.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang