BAB 99

2.9K 288 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bu Rosa cukup kaget dengan kedatangan pak Broto yang tiba-tiba seperti itu. Apalagi sampai mendatanginya ke klinik. Jika hanya ingin membahas perihal Bya bukankah ia bisa datang kerumah.

"Ada apa ya mas datang kesini tiba-tiba seperti ini?" Tanya bu Rosa yang langsung to the point tidak ingin berbasa basi lagi.

"Itu.. saya hanya kebetulan lewat sini, apakah tidak boleh saya mampir? Apa saya menganggu kamu?" Jawab Pak Broto.

"Ohh engga, bukan begitu.. saya cuma kaget aja dengan kedatangan mas yang tiba-tiba dan lagi sepertinya mas sudah sembuh.."ujar Bu Rosa yang sedikit memperhatikan pak Broto yang saat ini sudah tidak mengenakan kursi roda lagi. Padahal terakhir bertemu bu Rosa masih melihat pak Broto masih mengenakan kursi rodanya.

"Ah iya.. alhamdulillah saya sudah sembuh dan tidak akan merepotkan Sabina dan Bella lagi.. saya bisa berjalan sendiri dan bisa mengajak kamu jalan-jalan.." jawab pak Broto.

"Haaa.. apa mas?" Ujar Bu Rosa kaget dengan perkataannya pak Broto.

"Oh bukan.. maksud saya bisa ajak jalan-jalan Bya dan mungkin kamu juga kalau mau ikut.." jawab pak Broto.

"Saya sudah tua mas untuk apa di ajak jalan-jalan.." ujar Bu Rosa sambil sibuk membereskan berkas-berkas pasien yang ada di mejanya.

"Kalau begitu saya ajak menikah saja.." ujar pak Broto yang membuat gerakan tangannya bu Rosa langsung terhenti.

Gita sedang sibuk di dapur menyiapkan beberapa makanan yang ingin ia bawa kerumah putra dan menantunya. Sejak pagi ia sudah sibuk memasak bahkan hingga saat ini pun ia belum selesai.

"Sayang.. kamu belum selesai masaknya?" Tanya pak Revan sambil ingin mencomot daging ayam goreng yang sedang di goreng oleh Gita.

Plakkk!!!
Tepukan mendarat ke tangannya pak Revan yang ingin mengambil ayam goreng.

"Aduh.. sakit sayang.. kok di pukul sih.." ujar pak Revan sambil mengusap tangannya sendiri.

"Jangan di ambil ayam gorengnya mas.. yang itu khusus buat Abi.. Abi kan suka paha ayam loh mas.. kalau mas mau ambil yang di meja sana.." jawab Gita sambil menunjuk ke arah ayam goreng yang ada di meja.

"Mama..... Nala mau ayam goreng ma...." teriak Nala sambil berlari ke arah dapur.

"Nathan juga mau ma.. tapi yang paha ayam ya ma.." teriak Nathan yang juga ikut berlari ke arah dapur.

Pak Revan terdiam saat melihat Gita memberikan masing-masing bocah kembar itu paha ayam. Sedangkan dirinya saat ingin mengambil paha ayam malah dipukul dengan keras.

"Ayam itu dibeli dengan menggunakan uang saya.. kenapa saya tidak boleh memakannya.. apakah ini adil?" Gumam pak Revan kesal di dalam hatinya.

Apalagi melihat kedua bocah itu makan paha ayam dengan lahapnya sedangkan ia hanya boleh memakan ayam goreng bagian yang hanya sedikit dagingnya.

"Papa kenapa? Kok makan sambil manyun gitu.." tanya Nala yang terus memperhatikan papanya.

"Papa sebel sama mama kalian.." jawab Pak Revan.

Telinga Gita langsung terkoneksi mendengar perkataan suaminya. Namun ia masih diam dan terus melanjutkan menggoreng-goreng.

"Kenapa sebel pa.. biasanya papa sama mama kayak prangko.." ujar Nala menggoda.

"Dirumah ini papa yang cari nafkah.. jangan mentang-mentang papa yang banting tulang malah dikasi ayam yang banyak tulangnya.. gak adil ini.." ujar pak Revan yang sedikit meninggikan nada suaranya agar istrinya mendengar keluh kesahnya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang