BAB 60

5.3K 463 39
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Greek...Greekk..
"Pintunya terkunci ma.." ujar Pak Revan.

Tok...Tok...Tok...
"Abi... Abi buka sayang.. apa yang terjadi dengan Bya nak.." teriak Gita.

Pak Revan dan Gita saling pandang kebingungan karena pintu kamar yang tidak kunjung terbuka. Namun mereka masih menunggu di depan pintu karena kawatir dengan keadaan menantunya.

Kreeekk!!
Pintu kamar terbuka.

"Ehh papa..mama.. kenapa kok pada disini?" Ujar Pak Abi dengan wajah memerah dan pakaian yang tidak rapi.

"Tadi papa denger Bya teriak.. ada apa? Apa yang terjadi sama Bya?" Tanya Pak Revan.

"Engga apa-apa kok pa.. tadi Bya cumaa.."
Belum sempat selesai bicara Gita malah nyelonong masuk ke dalam kamar karena terlalu kawatir dengan keadaan menantunya.

Gita kaget saat melihat Bya dalam keadaan menangis di tempat tidur. Ia langsung menghampiri menantunya untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Kamu kenapa sayang.. kok nangis begini? Apa yang sakit nak bilang sama mama..perlu kita kerumah sakit sekarang?" Ujar Gita.

Pak Revan pun masuk ke dalam kamar dan diikuti oleh putranya. Pak Abi kebingungan sendiri karena Bya yang masih menangis gara-gara dirinya. Ia tidak menyangka semuanya akan seperti ini. Harusnya ia tidak egois dan hanya memikirkan nafsu birahinya padahal Bya pasti belum siap untuk melakukan hal itu.

Saat Gita menanyakan keadaan Bya, Bya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap ke arah pak Abi. Pak Abi begitu merasa bersalah kepada istrinya itu.

"Gapapa sayang, bilang aja sama mama..mama ini kan mama kamu juga.." ujar Gita yang memaksa Bya untuk berkata jujur, ia fikir Bya saat ini bersikap canggung padanya. Karena bagaimana pun Bya pasti lebih nyaman untuk bicara dengan ibu kandungnya.

Bya menelan ludahnya kasar dan akhirnya ia ingin berkata jujur namun karena disitu ada papa mertuanya ia memilih untuk membisikkannya saja.

"Tadi mas Abi maksa Bya bikin anak ma.." ujar Bya di telinganya Gita.

Sontak Gita membelalakkan matanya menatap putranya, ia kaget mendengar penuturan dari menantunya itu. Pak Abi yang dipelototin dengan mamanya cuma bisa menunduk takut.

"Habislah gue!!" Gumam Pak Abi di dalam hati.

Pak Revan menatap istrinya kaget kerena Gita membelalakkan matanya hingga matanya seolah-olah ingin melompat. Ia pun menatap putranya yang hanya menunduk ketakutan.

"Ada apa sih ini?" Gumam pak Revan di dalam hati kebingungan dengan kode-kodean yang tidak ia mengerti.

"Ada apa ini ma.. kenapa kalian diam-diaman tanpa ada yang bicara.. papa gak ngerti apa yang terjadi kalau kalian diam aja seperti ini.." ujar pak Revan yang mulai habis kesabaran.

"Papa tanya aja sama Abi apa yang terjadi sebenarnya.. gak papanya gak anaknya sama-sama tukang maksa.. ihh kesel mama.. bisa-bisanya Bya lagi sakit malah di ajak begitu.. Abi.. Abi.." ujar Gita mengomel sambil terus memeluk Bya yang menangis.

Pak Revan dan pak Abi saling pandang mendengar ucapan dari mamanya. Pak Revan tentu jelas paham dengan apa yang di maksudkan oleh istrinya itu. Namun kenapa putranya juga disebut sama seperti dia.

Jrengg..jreengg...

Setelah berfikir sejenak akhirnya pak Revan paham dengan apa yang terjadi saat ini. Ia menatap putranya dengan tatapan menyelidik. Pak Abi langsung kicep tadi dia diomeli dan dipelototi oleh mamanya dan sekarang giliran papanya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang