BAB 30

5.8K 377 16
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bya masih sibuk dengan tumpukan kertas lembar ujian yang banyaknya segunung.
(Ini sih menurut bya)
Sudah hampir sejam ia tidak juga selesai memilah-milah kertas ujian sesuai dengan kelasnya. Ada dua puluh kelas yang saat ini menjadi tanggung jawabnya pak abi.

"Pak.. bapak ada niat nginep disini ya?" Tanya bya tiba-tiba.

"Maksud kamu?" Tanya pak abi heran.

"Liat deh pak dari tadi saya gak kelar-kelar loh memilah semua kertas ujian ini.. bapak mau nyiksa saya ya?" Bya semakin kesal saja padahal ia ingin segera pulang kerumah, karena perutnya sudah demo minta di isi nasi.

"Kamu sebagai istri ya harus bantuin suami dong.. saya kan kerja banting tulang demi menafkahi kamu.." ujar pak abi tanpa menoleh ke arah bya.

"Ya bapak sebagai suami tega ngeliat istri kecapean gini mana kelaparan lagi..mana katanya mau menafkahi?" ujar bya sambil manyun.

"Jadi kamu ngomel-ngomel begini hanya karna lapar? Serem ya kalo saya gak kasih makan kamu pasti ngomel-ngomel melulu.." ujar pak abi.

Di ejek pak abi ingin rasanya bya menghancurkan tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Namun ia berfikir ulang karena itu hanya akan menyulitkan dirinya lagi dan mengulang susunan yang telah ia kerjakan sebelumnya.

"Kamu mau makan apa? Biar saya pesankan.." tanya pak abi sambil mengscroll handphonenya.

"Serius bapak mau beliin saya makanan?" Ujar bya girang.

"Iya serius.. kapan saya pernah bercanda.. nikahin kamu aja saya tidak bercanda.."

Tidak perduli dengan ucapan pak abi, bya malah merebut handphone pak abi dari tangannya. Pak abi pun jadi kaget, namun ia hanya tersenyum.

"Ini pak saya balikin.. uda saya pesan makanannya.." ujar bya sambil menyodorkan handphonenya pak abi.

Pak abi pun mengambil handphonenya, ia tidak perduli apa yang dipesan oleh bya.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan makanan bya sampai. Pak abi sontak kaget melihat makanan yang ada di mejanya.

"Bya... ini semua mau kamu makan sendirian?" Tanya pak abi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Pizza,burger, kebab, dan starbucks.

"Dari pada bapak bengong begitu mending bapak bayarin dulu deh.. itu kang delivery nya uda nungguin." Ujar bya, lalu bya tertawa girang melihat makanan yang ada di hadapannya.
Padahal ia kelaparan karena ingin makan nasi namun tiba-tiba berubah keinginannya saat pak abi berniat membeli makanan untuknya.

"Jarang-jarang kan gue makan yang beginian.. ada untungnya juga gue nikah sama pak abi.. ckckckckck" gumam bya di dalam hatinya.
Bya langsung melahap pizza di hadapannya ia makan dengan penuh kebahagiaan. Pak abi yang melihatnya pun menyunggingkan senyumnya.

Bagi orang lain mungkin makanan itu adalah hal yang biasa di makan oleh mereka tapi tidak dengan bya. Uang jajan bya tidak mendukung dirinya untuk bisa membeli makanan mahal seperti itu.

"Alhamdulillah.. kenyang.." gumam bya sambil memegang perutnya yang terlihat buncit.

"Belom juga di apa-apain perut uda buncit aja.." gumam pak abi mengejek.

"Ihhh bapak ngomong jorok.." ujar bya sambil memandang jijik ke arah pak abi.

"Hahaha saya hanya bercanda.." ujar pak abi.

"Dasar mesum.."

"Apaaa kamu bilang.."

"Bapak mesum hahaha" ujar bya sambil terkekeh.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang