BAB 96

3.2K 321 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bu Rosa mulai merasa canggung dengan kehadiran pak Broto. Biasanya bu Rosa paling banyak bicara apalagi saat melihat Bya salah menggendong bayinya. Sudah pasti bu Rosa langsung mengomel karena hal itu. Namun kali ini bu Rosa hanya diam seribu bahasa.

"By.. tumben tante Rosa diem bae begitu.. ada apa sih? Lagi sariawan?" Tanya Galang bisik-bisik.

"Biasalah kalau bapak gue dateng ya ibuk diem begitu kek lagi sariawan.." jawab Bya.

"Ohh gitu.. ehhhh... BAPAK LO?" Teriak Galang kaget.

Bugh!!!
Pukulan keras mendarat ke pundaknya Galang.

"Jangan teriak bangsat.. anak gue lagi tidur.." ujar Bya kesal. Beruntungnya ktiga baby cilok masih molor bahkan tidak terganggu sama sekali dengan teriakan Galang.

Bagas yang sedang memotong buah apel juga ikutan kaget saat Galang teriak. Namun ia tidak tau apa penyebab Galang berteriak seperti itu.

"By.. ini apelnya mau aku kupasin semua?" Tanya Bagas.

"Terserah lo Gas... mau lo kupasin semua sampe sekebon pun gapapa.. gue makan dah.." jawab Bya.

"Cihh!! Kamu fikir aku gak punya kerjaan lain apa ngupasin apel sampe sekebun.." ujar Bagas.

"Hahahaha ya mana tau lo mau alih profesi jadi kang kupas apel.." jawab Bya sambil ngakak.

Galang pun jadi ikutan tertawa ngakak sampai bu Rosa mulai membuka suara.

"Kalian ini kalau uda ngumpul gak ngerti tempat ya.. ini rumah sakit jangan berisik.." ujar Bu Rosa memperingatkan mereka.

Galang dan Bya langsung terdiam menutup mulut mereka. Akhirnya ocehan bu Rosa mulai kembali mucul setelah sejak tadi diam seribu bahasa.

"Kak Sabina gak mau liat ponakannya nih.." tanya Bya.

Sabina langsung menoleh saat namanya di ucap oleh Bya. Akhirnya dengan perasaan yang gugup Sabina berjalan mendekat ke arah box bayi.
Ia menatap ke arah tiga bayi kembar itu, seketika ia langsung tersadar kalau keponkanannya itu sangat mirip dengan pak Abi.

"By.. mereka mirip banget ya sama mas Abi waktu masih bayi.." ujar Sabina tanpa sadar.

"Ehh sorry By.. aku gak maksud.." ujar Sabina lagi.

"Hahaha kenapa musti minta maaf kak.. lagian kan memang mereka mirip sama papanya.. masa iya mirip sama dua bocah tengil ini.." jawab Bya sambil menunjuk ke arah Galang yang sedang memasukkan apel ke dalam mulutnya dan Bagas yang sedang mengupas kulit apel.

Sabina pun langsung tertawa mendengar jawabannya Bya. Ia fikir Bya akan salah paham dengan apa yang di ucapkannya. Walau sebenarnya ia memang mengingat fotonya Pak Abi waktu kecil saat melihat baby cilok. Ternyata Bya malah merespon biasa saja dan sama sekali tidak berfikir negatif.

"Gue gak cemburu sih.. cuma hati gue rada cenat-cenut aja.. gue sebagai biniknya aja belom sempat liat foto lakik gue pas masih bayi.." gumam Bya di dalam hatinya.

"Assalammualaikum.." ujar pak Abi yang baru saja kembali sambil menenteng beberapa kantong kresek berisikan nasi padang.

"Waalaikumsalam.." jawab serentak semua orang.

"Buk.. Abi beliin nasi padang ini.. makan dulu yuk semuanya.." ujar Pak Abi.

Pak Abi langsung meletakkan bungkusan nasi di atas meja. Lalu ia mengambil satu bungkus untuk ia berikan kepada Bya istri tercintanya.

"Makan dulu yuk sayang.." ujar pak Abi.

Saat pak Abi mendekat ke arah Bya, Galang dan Bagas langsung minggir dari tempat dimana mereka duduk. Dari pada mengganggu suami istri itu mereka memilih untuk mengambil nasi padang.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang