BAB 21

5.3K 399 5
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Setelah menyelesaikan perkara antara bya dan keempat mahasiswa nakal yang melukai lengan bya pak revan dan pak abi mengajak bya untuk ikut pulang kerumah bersama mereka.

"Kamu serius dengan keputusan yang kamu ambil tadi?" Tanya pak abi.

Bya berfikir dengan sangat lama sebelum menjawabnya.

"Saya memang ingin mereka mendapatkan ganjarannya.. tapi tidak dengan memecat mereka dari kampus.. bagaimana pun kedua orang tua mereka susah payah untuk membiayakan mereka.." jawab bya dengan bijak.

Pak abi hanya memandang bya dengan tatapan tidak percaya. Gadis bodoh disampingnya ini ternyata memiliki hati yang sangat murni.

"Bapak kok ngeliatin saya kayak gitu? Fokus nyetir pak saya masih punya masa depan.." Tanya bya sambil memandang kearah pak abi.
Mendadak pak abi tersadar ia langsung fokus kembali menyetir.

"Ohh iya pak.. saya manggil bapak dengan sebutan mas kalo di depan orang aja ya pak.. kalo lagi berdua gini saya manggilnya bapak aja.. saya gak terbiasa manggil mas." Ujar bya dengan jujur.

"Oke" jawab pak abi singkat dan jelas.

"Gue ngomong panjang lebar cuma dijawab oke begitu?kampret!!"gumam bya kesal di dalam hatinya.

Malas mengobrol dengan pak abi lagi bya mencari ponselnya dan mencari game yang sering ia mainkan ketika rasa suntuk melanda. Mobil terasa sangat sunyi karena mereka sibuk masing-masing.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mereka sampai dirumahnya pak abi. Gita yang mengenakan daster khas ibu-ibu sedang berdiri di depan pintu untuk menyambut mereka.

"Byaaaa.. sini sayang masuk dulu.." ujar gita.
"Lohhh apa ini? Tangan kamu kenapa bya? Kenapa di balut perban? Apa yang terjadi sayang?" Tanya gita yang kaget melihat tangan bya.

"Gapapa kok tante cuma luka gores aja.." jawab bya menenangkan gita.

"Abi.. kamu gimana sih jagain calon istri sampe luka begini.." ujar gita yang memarahi pak abi.

"Tenang ma.. nanti papa jelasin di dalam.." ujar pak revan yang kini sudah berjalan masuk ke rumah dengan wajah sedih.

"Itu lagi kenapa papa mukanya kayak anak kecil gak dikasi permen.." ujar gita yang heran melihat suaminya terlihat sedih dan murung.

"Tanya aja sama calon menantu mama.." jawab pak abi sambil menyusul papanya ke dalam rumah.

"Ada apa bya? Kenapa abi bilang gitu?" Tanya gita heran.

"Itu tante.. emmm gimana ya bya ngomongnya.." ujar bya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Bya merasa canggung jika harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada gita. Bagaimana pun ia seperti sedang menjelek-jelekkan pak revan.

"Buahahahahaha... jadi itu alasannya papa wajahnya begitu?" Ujar gita sambil tertawa ngakak.

Bya kaget melihat respon gita yang sepertinya santai dengan ucapan yang dilontarkan oleh bya.
Bya melirik pak revan yang wajahnya semakin murung saja saat ditertawai oleh istrinya.

"Mama tega ih.. papa diketawain, mama gak tau apa.. papa malu karna calon mantu papa berfikir papa itu orang yang kejam, galak dan gak punya hati.." ujar pak revan sedih.

"Engga gitu oom.. maafin bya oom.." ujar bya yang merasa tidak enak hati.

"Tapi kan memang bener papa itu galak banget dan gak punya hati.. buktinya dulu skripsi mama papa bilang ngawur.. iya kan??" Ujar gita lagi.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang