JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Mendengar Bya merasa mual ingin muntah pak Abi langsung merangkul lengan Bya. Membantunya untuk berjalan padahal Bya hanya merasa mual kenapa ia di papah seperti orang yang kesulitan berjalan. Biarlah agar akting Bya lebih sempurna di mata Sabina.
Diam-diam Bya melirik ke arah belakang ia ingin melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Sabina. Sungguh tepat seperti apa yang ada di fikirannya Bya. Sabina terlihat kesal ia bahkan mengepalkan tangannya keras.
Hal itu membuat Bya merasa mendapatkan kemenangan."Dasar cewek pelakor.. lo mau gangguin lakik gue? Gak bisa shay.. mas Abi uda cinta mati sama gue.." gumam Bya percaya diri di dalam hatinya.
Gita dan pak Revan kaget melihat menantunya seperti sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Mereka langsung menghampiri tanpa fikir panjang.
"Bya kenapa Bi? Kok kayaknya lagi kurang sehat.. wajahnya juga pucet.." tanya Gita yang langsung merangkul Bya.
"Gatau ma.. Bya bilang mual-mual terus pusing juga.." jawab Pak Abi.
Mendengar ucapan putranya Gita dan pak Revan langsung saling pandang. Seolah-olah mereka memiliki pemikiran yang sama saat ini.
"Yauda.. sekarang kita ke rumah sakit.. kita cek apa yang terjadi dengan menantu kesayangan mama ini.." ujar Gita.
"Ngapain kerumah sakit ma.. kita ke klinik ibuk aja.." ujar Pak Abi.
"Ahh iya bener.. mbak Rosa kan punya klinik.. ayok kita segera kesana.." jawab Gita.
"Mampus gue.. mampus.. mertua gue pasti berharapnya gue bener-bener hamil ini.. gue kan cuma masuk angin dan tadi cuma pura-pura.. duhh.. gimana dong ini.. gawat.." gumam Bya di dalam hatinya panik.
"Tunggu..tunggu.. mau ngapain ke kliniknya ibuk mas.. bisa aja kan aku cuma masuk angin.." ujar Bya yang mencoba untuk menolak pergi ke klinik ibunya.
"Masuk angin? Tapi tadi kamu bilang mual-mual kayaknya hamil.." jawab pak Abi heran.
"Ya kan aku bilang mungkin mas.. tapi kan bisa aja ini cuma masuk angin.." ujar Bya sebisa mungkin untuk menghalangi agar mereka tidak jadi pergi ke klinik ibunya.
"Ya justru itu kita cek dulu ya sayang.. kita lihat nanti apa yang ada di dalam sini itu janin atau angin puting beliung.." ujar Pak Abi sambil mengusap perutnya Bya.
Bya hanya menelan ludahnya kasar karena gagal usahanya agar tidak pergi ke klinik ibunya. Pada akhirnya ia terjatuh ke lubang jebakan yang dia buat sendiri.
"Tapi kalo seandainya cuma masuk angin gimana? Nanti mas sama mama papa kecewa.." ujar Bya sambil menunduk.
"Hahahaha engga sayang.. engga bakalan gitu kok.. kalo memang ternyata belum ada ya gapapa.. itu artinya belum rezekinya sayang.." ujar Gita sambil memeluk Bya erat.
Bya merasa bahagia mendengar ucapan mama mertuanya, ia juga merasa bersyukur memiliki mama mertua yang baiknya kelewatan seperti Gita. Pada dasarnya untuk saat ini Bya belum siap untuk memiliki anak. Kuliah yang sedang ia jalani pasti akan membawa kesulitan untuknya jika nanti mengandung.
Bya pernah mendengar ibunya memberi nasehat kepada ibu-ibu hamil yang datang ke klinik. Ibu hamil itu tidak boleh mengalami yang namanya stress. Menurut Bya kuliah itu membuat dirinya cukup stress dengan segala pelajarannya.
"Kak.. kenapa kakak masih aja ganggu pak Abi.. kakak gak takut kena karma? Gak baik loh kak ganggu rumah tangga orang.." ujar Bella yang baru saja mendatangi kakaknya.
"Kamu anak kecil gausah sok tau ya.. lagian yang duluan menganggu itu temen kamu itu.." jawab Sabina.
"Kakak gak sadar ya atau kakak cuma pura-pura lupa.. bukannya kakak sendiri yang nolak pak Abi waktu pak Abi mau lamar kakak.. harusnya kakak sadar kalau ini semua karena kesalahan kakak sendiri.. jadi jangan salahin orang yang sama sekali tidak bersalah kak.." ujar Bella mencoba meyakinkan Sabina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]
RomanceBaca DOSBING GALAK dulu guys.. Di umur yang masih terlalu muda Fabya Zanetta Pratiwi akrab di sapa Bya harus di jodohkan dengan seorang pria yang tidak ia kenali sama sekali. Entah kerasukan setan apa Bya malah setuju di jodohkan namun sialnya ia te...