EXTRA PART I

3.4K 278 14
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bya sedang kerepotan menyiapkan ketiga anaknya yang hendak berangkat ke sekolah. Tidak hanya sibuk dengan ketiga anaknya. Bya juga sedang fokus untuk memperbaiki skripsinya. Kesibukannya dalam mengasuh mereka membuat Bya jadi tidak punya waktu untuk memperbaiki skripsinya yang selalu tertunda. Padahal ia ingin segera memperbaikinya agar segera wisuda.

"Mama... mama kok tiap hari buka buku besar" tanya Ardha yang penasaran saat melihat mamanya sering membuka buku yang ternyata adalah skripsi.

"Ohh itu ya sayang.. itu buku sekolahnya mama.. mama kan sekolah juga seperti kalian.." jawab Bya.

"Ohh mama sekolah juga ya.. berarti nanti Ardha juga punya dong buku seperti punya mama.." ujar Ardha dengan menunjukkan wajah yang polos.

Bya menatap putranya itu lekat-lekat lalu ia langsung cengengesan. Membuat putranya terheran-heran menatap mamanya yang mendadak cengengesan di hadapannya.

"Lohh kok mama malah ketawa... memangnya ada yang lucu?" Tanya Ardha bingung.

"Engga sayang.. gak ada yang lucu kok.. mama cuma heran aja.. wajah kamu itu persis sekali dengan wajah papamu.." jawab Bya.

Ardha memang memiliki kemiripan dengan pak Abi jauh lebih banyak di bandingkan dengan Arsya. Ardha memiliki keseluruhan wajahnya pak Abi sedangkan Arsya perpaduan antara Pak Abi dan Bya. Meski mereka kembar namun tetap saja Bya tidak kesulitan untuk membedakan antara Ardha dan Arsya.

"Kalau begitu Ardha ganteng dong ma.." ujar Ardha sambil nyengir kuda.

Untuk kesekian kalinya Bya tertawa mendengar ocehan putranya itu. Pandangan putranya akan sosok papanya ternyata sangat baik. Ardha mengatakan jika ia mirip papanya itu artinya ia tampan seperti papanya.

"Memangnya menurut Ardha papa itu ganteng ya?" Tanya Bya sambil senyum-senyum.

"Iya ma.. soalnya ada yang bilang kalau papa itu ganteng.." jawab Ardha.

Bak di sambar petir Bya yang awalnya hanya merasa obrolan antara dirinya dan putranya perihal suaminya. Hanya jawaban jujur dari seorang anak kecil. Namun mendengar jawaban setelahnya membuat fikiran positifnya Bya berubah menjadi negatif.

"Siapa yang ngomong kalau papa ganteng sayang.." tanya Bya mulai penasaran.

"Itu loh ma.. tante-tante yang suka pake pakaian sexy di ujung sana.." jawab Ardha menjawab sesuai dengan apa yang ia lihat.

"Iya ma... betul yang di bilang Ardha.. Alena juga pernah liat kok ma.. tante-tante itu suka godain papa.. katanya papa ganteng.. mau gak jadi pacarnya.. gitu ma.." nyeletuk Alena persis seperti bensin yang akan membuat api semakin meluap membara.

Arsya hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar Alena yang mulai jadi pengadu.

"Dasar.. tukang kompor..." gumam Arsya dengan ekspresi datarnya.

Arsya memang ikut merasa kesal dengan tante-tante yang sering menggoda papanya. Namun ia tidak ingin mengatakan apa-apa kepada mamanya. Arsya tidak ingin mamanya memarahi papanya yang kenyataannya sama sekali tidak tergoda dengan tante-tante sexy itu.

"Kalian gak salah lihat sayang? Mungkin tante itu cuma nyapa papa aja kali.." ujar Bya mencoba bersikap setenang mungkin.

"Engga ma.. memang tante itu godain papa kok.. kan Alena denger sendiri pake kuping Alena.. mama bilang kan kuping itu buat mendengar.." jawab Alena yang serius dengan perkataannya.

Hati Bya sudah mulai cenat cenut karena berita mengejutkan dari anak-anaknya sendiri. Bagaimana bisa suaminya membiarkan anak-anaknya yang masih polos itu melihat hal yang tidak harus di lihat di usianya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang