BAB 26

5.6K 404 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Kruk!! Kruk!! Kruk!!

Mendadak suara bunyi perut seseorang mengelegar di kesunyian malam. Pak abi dan bya tidak bisa tidur karna bingung mereka harus tidur seperti bagaimana.

Karena lelah dengan perdebatan siapa yang tidur di ranjang dan siapa yang tidur di sofa. Bya jadi merasa kelaparan dan pak abi juga perutnya terus berbunyi. Namun bya bingung harus makan apa di jam tengah malam begini. Sedangkan sisa makanan acara tadi sudah di bagikan ke para tetangga.

"Bapak masih mau berdebat? Saya mau keluar pak.." ujar bya.

"Kamu mau kemana di jam segini.." tanya pak abi.

"Ya mau cari warung lah pak.. mau beli mie instan.."

"Memang masih ada yang buka?"

"Masih dong, warungnya pak sukidi di ujung gang sana selalu buka kapan aja kalo dibutuhin.."

"Jauh... gausah kamu dirumah aja.."
Mendadak pak abi sok perhatian dan sok kawatir.

"Ah bapak.. saya lapar tau pak.. bapak gak ngerti sih.. kan ini juga gara-gara bapak.." ujar bya kesal menyalahkan pak abi yang membuat ia merasa kelaparan di tengah malam begini.

"Kalo gitu saya ikut.."

"Ngapain bapak ikut..."

"Suka-suka saya lah.."

Akhirnya mereka berdebat lagi dan lagi kali ini dengan masalah baru soal pak abi ingin menemani bya ke warungnya pak sukidi. Malas berdebat lagi bya langsung keluar dari kamarnya dan diluar lampu kamar sudah padam. Ibunya juga pasti sudah tidur di jam segini.

Bya berjalan perlahan-lahan merondok seperti maling yang sedang menyantroni rumah buruannya agar ibunya tidak bangun sedangkan pak abi mengikuti bya dari belakang dan melakukan hal yang sama.

"Kenapa gue jadi ngikutin ini bocah.." gumam pak abi di dalam hati. Ia merasa seperti orang bodoh saja tapi ia tetap melakukannya.

Kreeeekkk
Pintu dibuka oleh bya dan ia langsung keluar duluan.
Mendadak bya terkekeh geli melihat pak abi yang juga ikut merondok seperti dirinya.

"Buahahaha..." bya ngakak.

Mendengar suara tawa bya pak abi langsung membungkam mulut bya.
"Hhhhmmmmpppttt" teriak bya tertahan.

"Kamu jangan bersuara nanti ibuk bangun.." ujar pak abi dengan bisik-bisik. Bya menjawab dengan anggukan kepala.

Rosa yang tengah tertidur pulas mendadak terbangun namun karena kelelahan seusai acara pagi tadi ia langsung tertidur kembali.

Bya menunjuk-nunjuk tangan pak abi agar melepaskannya dari mulutnya. Setelah di lepaskan bya langsumg mengusap bibirnya sambil berjalan.

"Itu tangan habis nyomot apaan juga main ngebekap mulut gue aja.." gumam bya kesal di dalam hatinya.

Jalanan tampak sepi hanya satu persatu motor yang lewat. Bya dengan santai berjalan dipinggir trotoar, sedangkan pak abi was was sambil melirik kesana kesini bahkan ia melihat ke belakang. Ia takut sewaktu-waktu akan ada orang jahat yang ingin menyelakai mereka.

"Bya.. warungnya masih jauh?" Tanya pak abi bisik-bisik.

"Gak jauh lagi pak.. itu di ujung gang sono.." jawab bya.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka sampai di warung pak sukidi.

"Ini warungnya tutup loh.. tapi kamu bilang warungnya selalu buka?" Ujar pak abi.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang