BAB 28

5K 370 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Bya duduk manis di kursi belakang ia masih merasa senang karena mendapat uang jajan yang cukup banyak hari ini.
Sedangkan pak abi fokus menyetir mobilnya ia sekali-sekali melirik ke belakang melihat apa yang sedang dilakukannya bya.

"Sepertinya hari ini saya akan pulang terlambat.. kamu bisa pulang sendiri?" Ujar pak abi.

"Ya bisa lah pak.. kan biasanya saya memang pulang sendirian.." jawab bya santai.

Bya masih merasa tidak percaya dengan apa yang ia alami saat ini. Diumur yang masih muda dan saat ini sudah memiliki suami bahkan suaminya adalah dosennya sendiri. Bya sama sekali tidak pernah bermimpi akan menjalani kehidupan seperti ini.

"Kira-kira pilihan gue uda bener gak ya.." gumam bya di dalam hatinya.

Sesampai mereka di kampus bya lupa kalau saat ini ia sedang bersama pak abi. Harusnya ia minta turun sebelum masuk ke area kampus.

"Bapak kenapa gak turunin saya di jalan aja tadi.." omel bya.

"Tapi kan kamu gak ngomong duluan sama saya.." jawab pak abi yang merasa tidak bersalah.

Setelah pak abi memarkirkan mobilnya di area parkir. Bya melihat situasi apakah teman sekelasnya ada di area parkir atau tidak. Saat merasa sudah aman bya akan keluar dengan mengendap-endap.
Pak abi menatap heran ke arah istri bocahnya itu.

"Bapak duluan aja keluar abis itu baru saya yang keluar..oke" ujar bya.

"Kalo saya yang duluan keluar nanti yang kunci mobil saya siapa?"

"Iya juga ya pak.. yauda kalau begitu saya aja yang duluan tapi tunggu semua aman.." ujar bya lagi.

Melihat situasi sudah kondusif perlahan bya keluar dari mobil. Sedangkan pak abi menunggu di dalam sesuai perintahnya bya.
Namun mendadak hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Byaaaaaaaaaaaaaa...." teriak bella sahabatnya bya.

"Mampus gue.. ada bella..." gumam bya.

"Kamu kemana aja sih, bya.. aku kan cariin kamu dari kemarin.. kenapa kamu gak masuk kemarin? Sakit?" Tanya bella.

Bya merasa sedikit lega karna bella sama sekali tidak bertanya kenapa ia berada di area parkir khusus dosen. Bahkan berdiri di samping mobilnya pak abi. Namun kelegaannya hanya bertahan hanya sebentar saat tiba-tiba pak abi keluar dari mobil.

"Loh.. kamu barengan sama pak abi?" Tanya bella kaget.

Bye melotot mendengar pertanyaannya bella, bya mulai kelagapan kebingungan harus membuat alasan seperti apa agat bella tidak curiga.

"Ehh itu bukan.. gue tadi cuma ada perlu sama pak abi bell.. kebetulan ketemunya disini.." jawab bya berbohong.

"Ohh gitu.. " jawab bella dengan rasa tidak percaya, ia merasa sedikit curiga karena jelas-jelas ia melihat dari kejauhan, bya terlihat menutup pintu mobil seolah-olah baru turun dari mobilnya pak abi. Namun ia berfikir positif dan ia mungkin hanya salah lihat saja.

"Yukk bell.. kita pergi.." ujar bya sambil menarik tangan bella.

"Eh.. tunggu bya.. aku mau ngomong sesuatu sama pak abi.." ujar bella, lalu bella berlari ke arah pak abi dan terlihat mengobrol singkat.

"Bella ngomongin apa sama laki gue.." gumam bya sambil melihat ke arah pak abi dan bella dengan tatapan penasaran.
"Hahahaha apaan sih lo bya, lo uda sama persis dengan istri-istri di sinetron yang lagi cemburu buta..lagian kenapa lo musti cemburu coba.." gumam bya lagi mengatai dirinya sendiri.

Melihat bella menuju ke arahnya lagi, bya langsung menunjukkan sikap yang biasa-biasa saja.
"Lo ngomongin apa sama pak abi bell.." tanya bya penasaran.

"Ohh itu.. aku cuma nyampein pesan dari kakak aku aja kok.." jawab bella.

"Kakak? Lo punya kakak bell?" Tanya bya lagi.

"Iyaa.. aku punya kakak perempuan dan kebetulan temenan sama pak abi.. aku cuma nyampein pesan kakak aku doang tadi, soalnya dari kemarin pak abi gak bisa di hubungi.." jawab bella.

Mendengar jawaban bella yang mengatakan bahwa kakaknya bella berteman dengan pak abi. Membuat hati bya merasa sedikit tidak nyaman ia pun bingung entah apa yang menyebabkan ia merasa seperti itu.

"Bya.... woyy.. byaaa.. kok kamu jadi melamun?" Ujar bella yang merasa heran kenapa tiba-tiba bya termenung.

"Ehh sorry gue tiba-tiba teringat kucing garongnya tetangga.. hehehe" jawab bya asalan sambil nyengir kuda.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju kelas masing-masing. Sesekali bya menoleh ke arah belakang untuk melihat pak abi yang juga berjalan ke arah lain menuju kantor dosen.

Bya masuk ke kelas dengan wajah yang terlihat murung seperti seseorang yang tertimpa masalah yang begitu berat.

"Akhirnya kamu datang juga bya.." ujar bagas yang langsung mendatangi bya saat ia melihat bya berjalan masuk ke kelas.

Namun bya malah nyelonong dan tidak menyadari bahwa bagas sedang berbicara dengannya. Bagas sampai bingung dan heran dengan sikap bya saat ini. Namun ia tetap mengikuti bya dan duduk di sebelah bya.

"Gas..." ujar bya mendadak.

"Ehh iya apa bya.. kamu mau ngomong apa? Aku dengerin.." jawab bagas.

"Menurut lo gue ini cantik gak?" Tanya bya tiba-tiba, bukannya menjawab pertanyaan bya bagas malah meletakkan tangannya di jidat bya.

"Apaan sih gas.. gue gak demam kali.." ujar bya.

"Abisnya aku heran aja tiba-tiba kamu nanyain itu.. aku fikir kamu lagi demam.." jawab bagas.

Karena tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya bya jadi malas mengobrol lagi. Ia malah melanjutkan lamunannya lagi namun ia berubah menjadi bersemangat setelah pak abi masuk ke kelasnya.

"Assalammualaikum.." ujar pak abi memberi salam.

"Waalaikumsalam.."jawab serentak semua mahasiswa termasuk bya menjawab dengan senyum di bibirnya.

Bagas menatap heran dengan bya kenapa setelah ia tidak masuk selama dua hari jadi berubah banyak begini. Padahal sebelumnya saat pak abi masuk ke kelas bya selalu marah-marah dan kesal sendiri. Sedangkan sekarang bya malah senyum girang seolah-olah ia melupakan bahwa ia begitu benci dengan pak abi.

Bya terus menerus memandang ke arah pak abi yang sedang mengajar. Terkadang ia senyum-senyum sendiri jika mengingat saat ini pak abi adalah suaminya.

"Kenapa pak abi setelah nikah sama gue malah semakin cakep ya?? kenapa gue jadi ganjen begini ya?? Ah bodo amat... ganjenin bojo sendiri kan gak masalah.." gumam bya di dalam hatinya. Ia pun jadi gemas dengan dirinya sendiri yang mulai gila karena pak abi dan ia malah senyum-senyum sendiri sambil terus memandang ke arah pak abi.

"Bya.. kamu ada pertanyaan?" Ujar pak abi.

Mendengar namanya di panggil bya jadi gelagapan, ia yang sedari tadi hanya melamun memandang pak abi  mana mungkin punya sebuah pertanyaan. Sedangkan ia tidak memperhatikan pelajaran sama sekali.

"Gak ada pak.." jawab bya sambil senyum kikuk.

"Jika tidak ada pertanyaan tolong jangan senyum-senyum di dalam kelas dan perhatikan pelajaran saya.." ujar pak abi tegas.

"Baik pak.." jawab bya yang malu karena di perhatikan dengan seluruh teman sekelasnya.

Bya jadi kesal sendiri karena pak abi membuatnya malu di hadapan teman-temannya. Namun semua itu tidak ada arti apa-apa lagi bagi bya, jika sebelumnya ia sudah pasti akan membenci pak abi. Namun kali ini berbeda, ia malah terpesona dengan ketegasannya pak abi.

"Sepertinya benar bya tidak baik-baik saja.." gumam bagas di dalam hatinya karena merasa ada yang berubah di dalam dirinya bya. Apalagi sebelumnya bya mempertanyakan pertanyaan yang sangat aneh. Sejak kapan bya memperdulikan penampilannya, bya yang selama ini yang ia kenal selalu bersikap cuek dan santai.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang