BAB 22

5.2K 377 3
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Pagi-pagi buta bya sudah duduk di depan cermin, matanya yang masih sangat mengantuk dan lelah karena sedari kemarin harus mempersiapkan pernikahannya dengan pak abi.

Sesuai permintaan gita akhirnya mereka menikah tepat seminggu setelah pembicaraan hari itu. Bya tidak menyangka bahwa ia benar-benar akan menikah hari ini.

"Mbak jangan tidur dong mbak.. saya jadi susah makeup in mbak kalo begini terus.."ujar mbak-mbak MUA.

"Saya ngantuk mbak.. kenapa makeup harus sepagi ini sih mbak apa gak bisa sejam lagi acara?" Tanya bya.

"Bisa mbak tapi saya makeup innya mirip ondel-ondel nanti.. mau?" Tanya mbak MUA.

"Waaaahhh jangan dong mbak makin jelek aja dong saya mbak.." ujar bya.

Bya membayangkan dirinya yang mirip ondel-ondel sedang duduk di sebelah pak abi. Bya langsung tertawa ngakak membuat mbak MUA yang sedang memakaikan bya lipstik meleset ke pipinya bya.

"Mbaaakkk jangan ketawa dong.." ujar mbak MUA yang mulai marah.

"Sorry mbak.. oke saya gak bakal gerak-gerak lagi.. janji.." ujar bya meyakinkan mbak MUA bahwa ia tidak akan membuat masalah lagi.
Mbak MUA pun melanjutkannya dengan segera agar tidak keburu waktu.

***

"Ma.. papa kok jadi sedih yaa.." ujar pak revan.

"Sedih kenapa mas? Mas gausah mulai lebay deh.. setelah nikah anak kita masih disini kok gak bakalan kemana-mana.." jawab gita yang sedang bersiap-siap.

"Ternyata kita sudah semakin menua ya ma.. padahal papa ingat banget dulu waktu ijab qabul pernikahan kita.. rasanya itu baru kemarin deh.. tapi sekarang papa ngeliat anak papa yang mau ijab qabul.." ujar pak revan yang mulai melow.

"Ihh papa ini harusnya kita itu bahagia pa anak kita sebentar lagi akan menikah bukannya sedih-sedihan gini.." jawab gita kesal.

Pak revan masih dengan kegalauannya karena pernikahan pak abi. Sedangkan pak abi sedang berada di kamarnya yang juga bersiap-siap untuk ijab qabulnya hari ini.

"Kenapa gue deg-degan banget ya.. kan cuma ucapin beberapa kata gini doang.. kecil lah ya dari pada ngafalin bahan materi kuliah yang seabrek.." gumam pak abi.

Meski sudah menenangkan dirinya tetap saja ia merasa gugup dan terkadang ia lupa bacaan ijab qabulnya.

"Arrrggggghhhh kenapa bisa begini sih gue.." ujar pak abi kesal dan frustasi.

Mendadak pak revan masuk ke kamar putranya dan melihat putranya sedang terlihat tidak baik.

"Kamu gugup?" Tanya pak revan.

"Eh papa.. iya neh pa.. kenapa jadi gugup begini ya pa.. padahal yang harus diucapkan cuma segini doang.." ujar pak abi sambil menyodorkan kertas yang berisi tulisan untuk ijab qabul nanti.

"Hahahaha memang benar hanya segini doang kata-katanya yang sebenarnya sangat mudah jika difikir.. namun kamu tau abi?" Tanya pak revan seraya merangkul pundak putranya.
Pak abi hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu tau dibalik kata-kata yang akan kamu ucapkan nanti memiliki makna yang sangat besar, memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi.. ini memang hanya sekedar kata-kata namun dibalik itu semua kamu akan berubah menjadi seseorang yang baru nantinya.. menjadi seorang suami,kepala keluarga dan kelak menjadi seorang ayah.. pundakmu kini bukan hanya milikmu sendiri.. karna nantinya pundak ini akan memikul beban yang sangat besar.. papa harap kamu akan kuat menahan beban apa pun yang akan kamu pikul nantinya.." ujar pak revan yang memberi nasehat kepada putranya yang akan menempuh kehidupan barunya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang