BAB 13

5.4K 401 3
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Seminggu setelah pertemuan itu terjadi bya sama sekali tidak pernah bertemu pak abi di kampus. Bahkan yang seharusnya pak abi masuk ke kelasnya setiap seminggu dua kali pak abi malah izin untuk tidak mengajar.

"Byaaa..." teriak bella dari ujung koridor.

Bya langsung menoleh ke belakang karena mendengar namanya yang dipanggil.
Bella langsung mengejar bya yang tengah berdiri menunggunya.

"Kamu kemana aja bya.. aku cariin dari kemarin juga.. telfon aku pun gak kamu angkat.." ujar bella sambil manyun.

"Ahh sorry bell.. gue kemarin banyak urusan.. hehehe" jawab bya asal.
Urusan apa ceh yang di kerjakan bya, bya kan cewek yang suka mageran.

Sebenarnya bya ingin curhat dengan bella soal perjodohannya dengan pak abi. Tapi segera ia urungkan setelah berfikir panjang, ia takut jika bercerita dengan bella seluruh kampus akan mengetahuinya.
Meski bya yakin bella tidak akan menyebarkannya namun lebih baik ia simpan sendiri saja masalah ini.

"Hari ini kamu gak ada kelas bya? Bukannya hari ini pak abi masuk kelas kamu?" Tanya bella yang heran melihat bya menenteng tasnya.

"Ahh.. pak abi katanya gak masuk bell.. lo juga gak ada kelas apa?" Bya nanya balik.

"Aku juga gak ada kelas.. eh iya gimana kalo kita main yukk? Ke mall gitu.. kebetulan hari ini aku bawa mobil.. gimana??" Ajak bella.

Bya berfikir lama sebelum mengiyakan ajakan bella untuk pergi ke mall.
Namun ia fikir sekali-sekali boleh lah untuk menenangkan fikirannya sebentar.

"Oke.. boleh juga bell.. let's go.." teriak bya.

Mereka berdua pergi menuju mall yang paling terkenal di jogja. Bya dan bella begitu happy menikmati jalan-jalan mereka di mall. Makan ice cream dan terkadang mereka melihat-lihat barang-barang yang ada di mall meski tidak membelinya.

Jelas saja barang-barang yang ada di mall harganya sangat mahal-mahal. Bya tidak akan sanggup untuk membelinya meski meminta uang dengan ibunya sekalipun. Bisa-bisa bya di pecat dari yang awalnya status seorang anak berubah status menjadi pembantu dirumah.

Sewaktu bya masih kecil dan kedua orang tuanya masih bersama hidup bya selalu berkecukupan. Ibunya seorang dokter dan ayahnya seorang pengusaha. Namun semenjak ibu dan ayahnya bercerai bya hanya hidup berdua dengan ibunya. Meski ibunya adalah seorang dokter bukan berarti bya bisa hidup mewah dan menghambur-hamburkan uang.

"Byaa.. lihat deh ini lucu banget kan.." ujar bella sambil menunjukkan sebuah gelang couple untuk sepasang sahabat.

"Lucu dari mananya coba bell.. memangnya itu gelang bisa ngelawak?" Ujar bya.
Bya mana paham hal-hal yang begituan.

"Ngacoo kamu bya.. masa iya gelang bisa ngelawak, ngomong aja gak bisa..hahahaha" ujar bella terkekeh.

Bya hanya mengangkat bahunya saja lalu tanpa sengaja ia menoleh ke arah lain. Tak terduga-duga ia melihat sepasang pria dan wanita sedang bergandengan tangan berjalan menuju  cafe yang ada di mall.

Bya izin pamit ke toilet dan ia meninggalkan Bella yang masih melihat-lihat pernak-pernik di toko accessories.
Bukannya pergi ke toilet ia malah mengikuti sepasang pria dan wanita yang ia lihat barusan.

Bya mengendap-endap sambil bersembunyi dibalik dinding yang ada di area cafe. Para pengunjung bahkan terlihat heran dengan tingkah bya yang menurut mereka aneh.

Bya melirik ke arah sepasang pria dan wanita yang sedang menyantap makanan mereka.

"Jadi ini kerjaan lo selama seminggu gak keliatan di kampus? Jalan sama cewek lo? Kalo lo punya pacar kenapa nerima perjodohan ini ceh.. dasar playboy.." bya nyerocos sambil terus memandang ke arah mereka.

Ternyata yang bya lihat adalah pak abi yang sedang bersama wanita lain. Ia tidak pernah melihat pak abi yang tersenyum bahagia seperti itu dimana pun bahkan dikelas pun ia tidak pernah melihat pak abi tersenyum.
Lantas begitu mudahnya ia tersenyum dengan wanita itu.

Bya mengepal tangannya kesal, entah kenapa ia kesal melihat pak abi dengan wanita lain.
Karena cemburu kah atau karena ia kesal pak abi yang tidak jelas karena menerima perjodohan namun ia memiliki kekasih lainnya.

"Tapi kenapa gue musti kesal gini coba.. lagian perjodohan ini cuma sekedar perjodohan doang.. ya terserah dia dong kalo dia mau punya pacar lain.. bukan urusan gue.." gumam bya sambil berbalik ke arah ingin meninggalkan tempat dimana ia memantau pak abi.

Namun tanpa sengaja saat ia berbalik bya malah menabrak pelayan cafe yang sedang membawa minuman dan makanan ditangannya.

Praaangg!!
Gelas dan piring terjatuh ke lantai membuat semua orang menoleh ke arah suara kegaduhan. Bahkan tak luput dari perhatian pak abi, pak abi juga menoleh ke arah dimana kejadian itu terjadi.
Namun ia hanya menoleh sebentar dan tidak memperdulikannya lagi.

"Yaampun mas maaf saya tidak sengaja.." ujar bya kaget.

"Iya gapapa mbak saya juga yang salah karena tidak hati-hati.." ujar mas pelayan cafe.

Karena merasa bertanggung jawab atas kejadian ini. Bya dengan segera mengeluarkan uang seratus ribu untuk mengganti kerugian yang terjadi. Meski ia tidak tau nominal berapa yang harus ia bayar, bya hanya memiliki uang seratus ribu di kantongnya.

"Maaf mas saya cuma punya uang segini.. mudah-mudahan cukup ya untuk mengganti kerugian ini.." ujar bya yang masih merasa tidak enak.

"Gausah mbak ini juga kesalahan saya.. biar saya yang menggantinya.." ujar mas pelayan itu.

"Terima aja mas.. " ujar bya memaksa, bya langsung pergi meninggalkan cafe tersebut.
Sebelum pak abi menyadari keberadaannya disitu.

"Bya kemana deh ya. katanya ke toilet, kok lama banget.." gumam bella yang mencari-cari keberadaannya bya.

Saat ia berjalan ia melihat bya yang terburu-buru keluar dari cafe. Bella langsung mengahampiri bya.

"Kamu ngapain disitu bya? Kamu makan tanpa aku?"tanya bella sambil manyun.

"Ihh bukan gitu bell.. uda yuk ah kita pulang.. cepetan.." ujar bya sambil menarik-narik tangan bella untuk mengikutinya.

Bella hanya mematuhi keinginan bya yang mengajaknya untuk pulang. Namun bella heran apa yang terjadi di cafe itu dan kenapa bya terburu-buru pergi meninggalkan cafe.

"Byaa.. stop.. tunggu dulu aku capek banget jalan terus menerus.." ujar bella yang kelelahan.

Bya melihat bella yang kelelahan akhirnya merasa iba. Bya mencari tempat untuk mereka duduki.

"Sorry ya bell.. kaki lo sakit ya?" Tanya bya.

"Kamu sih bya jalannya cepet banget.. "

"Sorry bell.." ujar bya yang merasa tidak enak.

"Memangnya ada apa bya? Kenapa kamu buru-buru tadi? Kamu liat siapa di cafe itu?"tanya bella penasaran.

Bya hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan bella. Ia tidak ingin mengatakan apa pun soal perjodohannya dengan pak abi apalagi soal pak abi yang ketahuan jalan dengan wanita lain.

"Kamu gak mau cerita sama aku bya? Kamu masih belum percaya sama aku?" Tanya bella sambil merasa kecewa dan sedih.

"Maaf bell.. gue belum bisa cerita sama lo.. maaf banget.." ujar bya tertunduk.

"Ngapain minta maaf bya.. kamu gak salah kok.. wajar aja kalo kamu begitu.. gimana pun kita baru saling kenal dan baru bersahabat.. aku paham kok kalo kamu belum bisa terbuka sama aku.. tapi kamu mau kan terima ini bya.." ujar bella sambil memberikan sebuah gelang kepada bya.

"Ini gelang yang bisa ngelawak tadi kan?" Ujar bya.

"Hahaha kamu apaan deh bya.. gelang gak bisa ngomong bya.." bella terkekeh geli mendengar banyolannya bya.

Akhirnya mereka berdua tertawa bersama-sama. Hubungan persahabatan mereka saat ini sudah naik tingkat. Meski bya belum bisa terbuka sepenuhnya dengan bella mungkin suatu saat hal itu akan terjadi.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang