BAB 16

5.1K 408 16
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Bya meringis kesakitan karena lengannya yang robek akibat perkelahiannya dengan genk mahasiswa nakal dikampus. Hanya karena ia berniat baik menolong bagas yang saat itu di palakin. Bya malah menjadi sasaran balas dendam oleh genk tersebut.

"Kenapa temen-temen pada belum dateng ya.." gumam bya sambil melihat jam tangan di lengannya menunjukkan pukul 8.

Tiba-tiba bya merasakan kepalanya sedikit pusing. Mungkin itu terjadi dikarenakan lengannya yang terus menerus mengeluarkan darah. Meski sudah di ikat dengan sapu tangan darah terus merembes keluar dan hal itu yang membuat bya menjadi lemas.
Perlahan kesadaran bya menurun ia tertunduk di meja kursinya.

Satu persatu teman sekelas bya datang, mereka memang melihat keberadaan bya. Namun karena bya yang biasa duduk di pojokan hal yang cukup biasa bya tertidur di kelas. Akhirnya mereka tidak memperdulikan keadaan bya.

"Assalammualaikum semuanya.." ujar pak abi yang sudah masuk ke ruangan kelas. Mendadak mata pak abi tertuju pada bya yang sedang tidur di pojokan.

"Bener-bener gadis itu masih aja tidur di jam kelas.." gumam pak abi kesal di dalam hatinya.

"Waalaikumsalam pak abi.." jawab semua mahasiswa kecuali bya.

Pak abi langsung menuju kursinya dan meletakkan tasnya di atas meja. Hatinya cukup panas saat melihat bya yang terus-terusan tidur di jam kelasnya.

"Assalammualaikum pak.." ujar bagas yang baru kali ini terlambat.

"Waalaikumsalam.. kenapa kamu terlambat bagas?" Tanya pak abi kesal.

"Maaf pak.. saya harus merawat oma saya dirumah sakit jadi saya terlambat ke kampus.." jawab bagas sambil menunduk.

"Yasudah kembali ke tempat dudukmu.." perintah pak abi.

Bagas segera menuju kursi yang biasanya ia duduki di samping bya. Bagas melihat bya sedang tertidur di mejanya.

"Yaampun bya.. kenapa kamu tidur lagi dikelas.. bya..bya.. bangun bya.. pak abi uda dateng.." ujar bagas sambil menepuk pundaknya bya, meski sudah berkali-kali di bangunkan bya juga tak kunjung bangun.

Merasa kesal dengan sikapnya bya yang selalu tidur di jam kelasnya membuat pak abi langsung naik pitam.

"BYAAAA..." teriak pak abi yang sangat kesal. Membuat satu ruangan langsung terkaget mendengar suara kerasnya pak abi.

Perlahan mata bya mulai terbuka ia melihat sosok pak abi tengah berdiri di hadapannya dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Eh.. maaf pak.. saya...."

"KELUAR KAMU DARI RUANGAN INI SEKARANG JUGA.."
Teriak pak abi.

Mendengar suara lantang keluar dari mulut pak abi. Membuat kesadaran bya pulih sepenuhnya walaupun ia masih merasakan pusing.

Bya langsung mengambil tasnya dan jaket untuk menutupi lengannya yang terluka. Bya berjalan melewati pak abi yang masih dengan amarah memuncak di dadanya.

Rasa sakit yang di akibatkan dari luka di lengannya bya kini sudah tidak terasa lagi karena sakit hatinya lebih mendominasi.

"Saya tidak bisa terima kalo ada yang tidur di jam pelajaran saya.. jika kalian tidak senang dengan pelajaran saya.. silahkan keluar..saya tidak akan melarang.." ujar pak abi yang memperingatkan semua mahasiswa.

Bagas merasa iba dengan bya yang di bentak oleh pak abi. Namun menurutnya bya memang sudah keterlaluan karena terus menerus tidur di jam kelas.

Tanpa sengaja bagas menjatuhkan pulpennya ke lantai. saat ia menunduk untuk mencari pulpen ia malah melihat genangan air yang berwarna merah tercecer di lantai.
Bagas heran air apa itu yang ada di bawah meja bya.

"Darahhhh... darahhhh.. itu darahhh.." teriak bagas histeris membuat ruangan kaget.

"Ada apa! Kenapa kamu teriak-teriak.." ujar pak abi yang hendak memulai pelajaran.

"Ituu pak.. di bawah meja bya ada darah.." jawab bagas sambil menunjuk-nunjuk ke arah bawah meja.

Pak abi langsung berlari ke arah meja bya untuk memastikan kebenarannya. Mendadak pak abi langsung melotot saat ia meyakini yang tercecer itu memanglah darah.

"Darah siapa ini?" Gumam pak abi.

"Mungkin darahnya bya pak.." jawab bagas.

Pak abi berfikir panjang saat bagas mengatakan itu adalah darahnya bya.

"Apa karena hal ini bya jadi tidur di kelas.. apa yang terjadi sebenarnya.." gumam pak abi di dalam hati.

Tanpa berfikir panjang lagi pak abi langsung keluar untuk mencari keberadaan bya. Memastikan apakah itu memang darah milik bya. Namun saat keluar kelas pak abi sudah tidak menemukan bya lagi.

***

"Sayang... kamu harus kuat yaa.. kita sebentar lagi sampe di klinik.." ujar seorang pria yang sedang mengendong bya dibelakang tubuhnya.

Bya tidak menjawab apa pun karena memang ia dalam keadaan pingsan.

"Dokter..dokter.. tolong saya.." teriak beno.

Flashback.
Seperti biasa beno suka nongkrong di area taman kampus hanya untuk menggoda gadis-gadis cantik.
Bya yang sudah di usir dari kelasnya sedang berjalan menuju area taman mencari tempat untuknya beristirahat karena mendadak kepalanya pusing lagi.

Tiba-tiba pusing yang ia rasakan semakin parah, perlahan-lahan kesadarannya hilang dan bya pingsan seketika.

Gubrakkk!!!
Beno langsung menoleh ke arah suara, beno melihat seseorang pingsan di jalan dengan cepat ia berlari menghampiri.

"Ehh bukannya ini cewek inceran gue.. kenapa pingsan begini.." gumam beno.

Beno langsung mengecek keadaan bya, ia melihat lengan bya yang terbalut sapu tangan yang sudah berubah warna menjadi hitam. Karena banyaknya darah yang keluar dari lengan bya.

"Sayang sabar ya.. aku akan membawamu ke klinik sekarang juga.." ujar beno.

Beno mencoba menggendong bya ala bridal style namun selalu gagal karena beno tidak kuat menahan beban berat tubuh bya di lengannya.
Jelas saja tubuh beno tidak seatletis cowok biasanya.

"Woyy bantuin angkat bya ke punggung gue.." perintah beno kepada teman satu genk nya.

Dengan cepat mereka membantu mengangkat bya untuk naik ke punggung beno. Meski bya cukup berat namun menggendong dengan cara itu lebih mudah dari pada menggendong dengan ala bridal style yang memang lebih elegant.

Beno ngos-ngosan menggendong bya di pundaknya dengan berjalan kaki dari kampus menuju klinik yang ada di dekat kampus mereka. Namun demi cinta beno akan melakukan berbagai cara demi menyelamatkan gadis pujaan hatinya.
Flashback off!!

Beno menidurkan bya di ranjang klinik lalu ia segera keluar dari ruangan karena dokter harus melakukan tindakan.

Beno ketakutan saat melihat bya tertidur di ranjang dengan wajah yang sangat pucat. Hal itu terjadi karena bya banyak kehilangan darah. Kemungkinan bya harus mendapatkan asupan darah.

"Kemungkinan kesayangan gue bakal butuh beberapa kantong darah.. gue siap menyumbangkan darah gue sebanyak apa pun itu untuk dia.." gumam beno yang sangat bertekad.

"Ben lo serius mau nyumbangin darah lo? Dengan badan lo yang kurus begini? Yang ada nanti malah lo yang di rawat dirumah sakit karena kehabisan darah..ckckckck" ujar randi temannya beno.

"Seneng lo.. ketawa lo.. sialan lo ran.." ujar beno kesal sambil meninju-ninju perut randi.

Dokter keluar dari ruangan perawatan.
"Maaf dimana keluarga pasien?" Tanya dokter.

Beno dan randi menoleh ke arah dokter hendak mengajukan tangan lalu tiba-tiba seseorang datang.

"Saya" ujar pak abi yang tiba-tiba datang padahal tidak di undang.

Beno dan randi saling pandang saat melihat pak abi yang sudah berdiri di hadapan mereka dengan keringat mencucur di dahi dan nafas yang ngos-ngosan.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang