BAB 25

5.6K 412 12
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Setelah berdebat soal mandi akhirnya bya yang duluan mandi. Karena pak abi sehabis keluar kamar hingga setengah jam ia tidak juga kembali.

"Segernyaaaa... seharian wajah di dempul sama bedak yang super tebel.. habis mandi gini jadi ploooongg.."gumam bya sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk.

Saat berjalan menuju tempat tidur yang sudah di hias sedemikian rupa ala tempat tidur selayaknya pengantin baru. Bya memandang geli ke arah ranjang yang ukurannya menjadi lebih besar dari ukuran ranjang yang di miliki sebelumnya.

"Ranjang gue uda di ungsikan.. padahal itu ranjang yang nemenin gue dari suka dan duka kehidupan gue.. hiksss.. kok gue jadi rindu ranjang gue yang lama." Gumam bya menatap nanar ranjang barunya.

Ranjang lama bya yang sudah reyot dan beberapa barang seperti lemari dan lain-lainnya sudah dibuang oleh rosa ibunya bya ke belakang rumah. Karena jika di tumpuk di dalam rumah hanya akan membuat rumah menjadi penuh dengan barang yang tidak terpakai.

Mata bya tertuju ke suatu benda pipih berwarna hitam yang di letakkan di meja samping ranjang. Yang di yakini oleh bya itu adalah sebuah dompet.

"Itu dompetnya pak abi kan tapi kok tipis amat.. malah lebih tipis dari dompet gue, padahal dompet gue gak ada isinya.." gumam bya.

Namun tiba-tiba muncul rasa penasarannya ingin melihat isi dompetnya pak abi. Bya heran sekelas pak abi yang seorang dosen masa dompetnya bisa setipis itu. Bya melirik kesana kesini untuk memantau situasi takut sewaktu-waktu pak abi masuk dan menurutnya sudah aman ia langsung mengambil dompetnya pak abi.

"Gapapa kali ya gue intip-intip dompetnya.. kan pak abi uda jadi lakik gue.. lagian gak gue ambil kok duitnya.." gumam bya lagi.

Perlahan ia membuka dompet tipis itu dan yang pertama kali bya lihat sebuah foto anak kecil yang bya yakini itu adalah foto semasa kecil pak abi dan satu foto buah foto keluarga.

"Masih kecil imut-imut kenapa gedenya amit-amit ya.." ujar bya sambil memandang foto pak abi.

Lalu ia melihat isi dompet pak abi didalamnya hanya ada uang pecahan seratus ribu rupiah dua lembar.

"Pantesan tipis isinya cuma dua ratus rebu..wkwkwkwk" gumam bya terkekeh namun ia tiba-tiba terkejut melihat ada beberapa kartu ATM dan kartu kredit berjejer di tempatnya.
Jelas saja di jaman modern seperti ini orang-orang tidak lagi membawa uang cash dengan jumlah banyak.

Mendadak bya penasaran dengan selembar kertas yang terselip di belakang foto. Bya mencoba mengambilnya karena rasa penasarannya namun mendadak di urungkan niatnya karena merasa ia sudah melebihi batas. Tapi karena rasa penasarannya lebih besar dari akal sehatnya. Tanpa fikir panjang lagi bya mengambil kertas itu dan kaget melihat tulisan di dalamnya.

***

"Loh.. nak abi kok diluar? Kenapa gak di kamar? Bya buat ulah ya.." tanya rosa yang melihat menantunya sedang duduk di teras rumah.

"Ehh ibu.. engga kok bu... bya nya lagi mandi jadi saya mau duduk santai dulu aja diluar sambil lihat-lihat orang dijalan.. ibuk kok belum tidur?" Jawab pak abi.

"Masih ada yang harus ibuk beresin nak abi.. jadi belum bisa tidur dulu.."

"Kalo butuh bantuan bilang aja sama saya bu.. biar saya bantu.."

"Tidak usah nak.. biar ibuk saja yang urusin semuanya..kamu balik ke kamar gih.. gak baik diliat orang masa pengantin baru sendirian diluar begini.." ujar rosa.

"Hehehe iya buk.. saya permisi dulu ya buk.. mau balik ke kamar.." pamit pak abi.

Rosa tersenyum sendiri melihat menantunya itu, mimpi apa ia bisa mendapatkan menantu setampan dan sesopan itu. Rosa jadi mengingat masa lalu saat ia menolong persalinannya gita mamanya pak abi.

Kreeekk!!
Pintu kamar dibuka oleh pak abi.
Bya yang sedang kepoin dompet pak abi langsung kaget bukan kepalang. Bya langsung meletakkan dompet pak abi di tempatnya.

"Bapak kemana aja.. saya uda siap mandi dari tadi.." ujar bya yang salah tingkah takut ketahuan oleh pak abi.

Pak abi memandang aneh ke arah bya karena ucapan bya membuatnya jadi bingung.

"Yaampun.. apa urusannya coba gue uda kelar mandi sama keberadaannya dia.. bikin malu aja dah gue..dikiranya gue nungguin dia kali ya.. aaaarrrggghh bodoh banget deh lo bya.." gumam bya kesal di dalam hatinya.

Suasana mendadak menjadi canggung dan kikuk. Pak abi langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa membawa handuk bahkan baju ganti.

Bya juga tidak kalah malu sendiri ia malah mutar-mutar di dalam kamar karna merasa malu setelah mengucapkan sesuatu yang bikin ia jadi canggung setengah mati.

Sudah setengah jam pak abi berada di dalam kamar mandi tapi ia tidak kunjung keluar.

"Lama amat di kamar mandi.. kayak anak perawan aja.." gumam bya yang sedang duduk bersandar di ranjang.

Namun tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka sedikit.
"Byaaaa.." panggil pak abi di dalam kamar mandi.

"Ada apa?" Teriak bya.

"Saya boleh minta tolong?" Ujar pak abi lagi.

"Minta tolong apa?" Jawab bya.

"Bisa tolong ambilkan handuk saya di koper.." ujar pak abi canggung.

"Oke!!"
Bya langsung mencari koper pak abi dan membuka kopernya.
Hal pertama yang bya lihat adalah sesuatu yang seharusnya tidak bya lihat saat ini.

"Buset dah kenapa ini yang terpampang duluan dah.." gumam bya yang geli melihat beberapa boxer milik pak abi.

Dipindahkannya boxer itu dengan ujung jarinya, setelah itu ia cari lagi handuk di tumpukan bawah.

Tuk!! Tuk!! Tukk!
Bya mengetuk pintu kamar mandi.
"Pak ini handuknya.." ujar bya.

Kreeekk!!
Pintu kamar mandi terbuka.
Lalu pak abi mengeluarkan tangannya di sela-sela pintu yang terbuka sedikit.
Bya langsung memberikan handuknya dan pergi. Padahal pak abi hendak berterima kasih.

Karena acara nikahannya sedari pagi bya tidak sempat mengecek ponselnya. Dan saat melihat ponselnya sudah penuh dengan notifikasi chat, bahkan panggilan hingga puluhan kali. Hanya dua nomor yang menghubunginya terus-menerus.

"Waahhh bener-bener memang si bagas sama si bella.. segitu sepinya ya gak ada gue di kampus.. sampe nelfon segini banyak.."gumam bya.
"Kira-kira gue bakal bikin alasan apa ya gue nanti.. apa gue bilang aja emak gue nikahan.. wkwkwk" bya terkekeh sendiri.

Lagi asyik sendiri tiba-tiba pak abi keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk dan bertelanjang dada. Mendadak bya melotot tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dada bidang dengan otot yang kotak-kotak. Biasanya cewek-cewek akan menyebutnya roti sobek.

"Bapak kenapa telanjang kayak gitu sih.. gak malu apa?" Teriak bya sambil menutup matanya dengan tangan padahal ia sudah melihat semuanya sangat lama.

"Saya gak telanjang kok.. saya pakai handuk.. kamu gak bisa bedain yang mana telanjang sama gak telanjang? Perlu saya perlihatkan perbedaannya?"  Ujar pak abi menggoda bya.

"Oggaaaaaaahhhh.. gausaaahhh makasi pak.. bapak gausah ngadi-ngadi.." ujar bya yang menolak keras usulan pak abi.

Pak abi terkekeh geli melihat bya yang terus-menerus menutup matanya. Ia padahal hanya menggodanya tidak mungkin ia akan menunjukkan tubuh telanjangnya di hadapan bya.

"Dasar bocah.. sok-sok an setuju nikah.. baru digitukan langsung ketakutan.." gumam pak abi di dalam hati.

Selama bya menutup matanya pak abi langsung mengambil pakaian gantinya. Ia sedikit kesulitan mencari boxernya yang ternyata sudah bercampur-campur dengan pakaiannya dan keadaan pakaiannya pun terlihat berserakan akibat ulahnya bya.

"Kusut deh baju gue.." gumam pak abi sambil geleng-geleng kepala.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang