BAB 72

6.4K 438 51
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bya terus menutup matanya sejak ia diletakkan di ranjang oleh pak Abi. Namun sudah beberapa menit berlalu pak Abi sama sekali tidak menyentuhnya. Perlahan Bya membuka matanya dengan sedikit mengintip. Terlihat pak Abi sedang menatapnya dengan wajah tersenyum mengejek.

"Alhamdulillah.." gumam Bya sambil ngelus dada.

"Iihh.. kok alhamdulillah.. seneng gak ngelayanin suami? Iyaaa??" Ujar pak Abi sambil duduk di pinggir ranjang.

"Hahaha iyaaa.. eh.. engga gitu mas becanda.. ya kan aku masih sakit mas.. memangnya mas tega?" Jawab Bya.

"Ya tega aja sih kalo soal nafsu.." ujar pak Abi.

Bya langsung membelalakkan matanya mendengar ucapannya pak Abi. Ia tidak menyangka seorang suami akan setega itu terhadap istrinya.

"Astagfirullah mas.. ngucap mas.. ngucap.. " ujar Bya mencoba untuk menyadarkan suaminya.

"Kamu jangan bikin mas gemas ya.. kalau mas gak bisa tahan kamu mau tanggung jawab?" Ujar pak Abi sambil menggenggam erat tangan Bya.

"Ampun mas.. ampun.. hahahaha" ujar Bya memohon.

Melihat Bya memohon-mohon membuat pak Abi semakin gemas saja. Ia langsung memeluk Bya dengan erat.

"Kenapa tiba-tiba meluk?" Tanya Bya.

"Karena aku butuh kehangatan" jawab pak Abi.

"Tapi aku gerah loh mas.." ujar Bya.

"Yauda pelukannya gausah pakai baju.." jawab pak Abi seenaknya.

Bugh!!

Pukulan mendarat di tubuh pak Abi untuk pertama kalinya Bya dengan seenaknya memukul suaminya.

"Apa yang kamu lakukan Bya? Beraninya kamu memukulku? Aku ini suamimu.. tidak kah kau harus menghormatiku?" Ujar pak Abi sambil membelalakkan matanya.

"Apaan sih mas lebay.." jawab Bya sambil memeluk erat tubuh suaminya itu.

Bya merasa semakin bahagia karena kini ia dan pak Abi sudah sama-sama saling mencintai. Tidak pernah terfikirkan olehnya menemukan jodoh di usia yang semuda ini.

***

Pak Revan sedang menikmati coklat hangat di balkon atas rumahnya. Demi kesehatannya ia mengurangi jumlah kopi. Ia menatap langit malam sambil mengingat kejadian siang tadi. Dimana saat putrinya sedang terlihat tersenyum seperti seseorang yang tengah jatuh cinta.

"Kenapa Nala sangat mirip dengannya waktu itu?" Gumam pak Revan dengan wajah tersenyum getir.

FlashbackON
30 tahun yang lalu.

Pak Revan mendapat kesempatan untuk mengajar di kampus yang ternama di jogja. Di usia yang sangat muda ia sudah mendapatkan gelar pascasarjana. Semenjak lulus dari S1 ia tidak punya waktu untuk bermain-main dan langsung melanjutkan pascasarjananya. Alhasil ia sudah menjadi dosen yang kompeten di usia yang sangat muda.

Sudah menginjak tiga tahun ia mengajar di kampus tersebut. Pundi-pundi cuan pun sudah banyak ia dapatkan. Namun ia sama sekali tidak ada gambaran untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Ia sibuk belajar dan mengajar tanpa perduli dengan sosok yang namanya wanita.

Namun fokusnya teralihkan saat bertemu dengan seorang gadis yang ternyata adalah seorang mahasiswi baru dikampus. Terlihat mahasiswi itu berjalan sendirian namun satu yang membuatnya menonjol. Kepangan rambutnya yang sangat lucu, ya, mahasiswi itu sedang menjalani ospek.

"Kampret memang itu kakak senior.. berani-beraninya dia sama gue.. dia gak tau apa gue siapa?? Gue GITA AYU BASKARA.. lo inget itu ya nama gue.. asal jangan sampe jatuh cinta aja lo sama gue.." gumam Gita mengomel sambil mencari-cari dedaunan yang ada di jalanan kampus.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang