BAB 46

4.6K 443 33
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Air mata terus menetes dari pelupuk mata Bya, entah bagaimana perasaan Bya saat ini. Haruskah ia merasa bahagia dengan momen ini, namun jika ia harus merasa bahagia lantas kenapa saat ini ia menangis.

Tak terasa air mata Bya pun ikut jatuh ke pipinya pak Abi, sontak pak Abi membuka matanya dan kaget melihat Bya yang sudah menangis karena perlakuannya.

Sontak pak Abi langsung memundurkan tubuhnya karena kaget dan lebih kagetnya lagi pak Abi melihat sesosok yang sedang mengintip di balik jendela pintu menempelkan wajahnya ke pintu mobil.

"Papa?" Gumam Pak Abi.

Mendengar pak Abi menyebut papa, Bya langsung menoleh ke arah belakang. Ia pun langsung membuka pintu mobil dan segera memeluk papa mertuanya itu.

"Bya.. kamu kenapa sayang? Kenapa menangis seperti ini?" Tanya pak Revan sambil menepuk pundaknya Bya.

Pak Abi pun langsung keluar dari mobil.
"Pa... papa ngapain disini?" Tanya Pak Abi.

"Harusnya papa yang nanya kamu.. kenapa Bya bisa nangis seperti ini? Kamu apakan istri kamu? Haa?" Tanya Pak Revan tegas.

"Itu.. anuu.. Abi cumaaa.." jawab pak Abi terbata-bata.

"Ini.. itu.. anu.. apa sih yang mau kamu katakan Abi.. sudah.. sudah.. ikut papa pulang kerumah.." perintah pak Revan.

Pak Abi hendak membukakan pintu agar Bya masuk ke dalam mobilnya. Namun Bya terlihat enggan masuk ke dalam mobil pak Abi.

"Bya naik mobil sama papa saja.. biarin Abi sendirian, biar di temenin sama kalong wewe.." ujar pak Revan.

Di dalam hati Bya ingin tertawa mendengar ucapan papa mertuanya itu. Namun sebisa mungkin ia mencoba untuk menahan tawanya.

Sepanjang perjalanan Bya hanya terdiam sambil melihat ke arah samping jendela. Pak Revan yang melihat Bya pun merasa sedih, putranya sendiri sudah membuat menantunya menangis.

"Abi.. abi.. apalagi sih yang kamu lakukan.. heran papa sama kamu.." gumam pak Revan di dalam hatinya.

Pak Revan yang awalnya hendak berangkat menuju kampus karena ada pertemuan yang harus ia hadiri. Tanpa sengaja ia melihat mobil yang ia beli untuk putranya, ia mencoba memastikan lagi apakah benar itu adalah mobil anaknya dengan melihat nomor plat mobil. Namun ternyata benar ia pun berhenti dan hendak mengecek apa yang di lakukan putranya itu.

Sesampai dirumah Gita yang sedang menyiram bunga kaget melihat mobil suaminya kembali pulang. Padahal baru saja ia mengantarkan kepergian suaminya bekerja.

"Lohh.. kok mas Revan balik lagi.. apa mungkin ada yang ketinggalan ya.." gumam Gita.

Gita pun segera mematikan keran air dan segera menyusul untuk mendatangi suami tampannya itu.

"Mas... kok balik lagi apa ada yang ketinggalan?" Tanya Gita saat pak Revan keluar dari mobil.

Lalu tiba-tiba Gita melihat Bya yang turun dari mobil suaminya.

"Lohh.. ada Bya.. sini sayang?" Ujar Gita. Namun tiba-tiba Gita melihat mata Bya yang membengkak seperti sehabis menangis.

"Kamu kenapa sayang? Kamu habis nangis? Ini ada apa mas? Kok Bya kayak habis nangis begini.." tanya Gita sambil memeluk Bya.

"Mama tanya saja sama pelakunya itu yang baru keluar dari mobil baru.." jawab pak Revan dan langsung masuk ke dalam rumah.

Gita pun melihat putranya yang memang baru keluar dari mobil. Ia pun langsung melotot ke arah pak Abi.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang