BAB 27

5.4K 407 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

Sinar matahari pagi begitu terang hingga menyilaukan mata. Pak abi dan bya masih tidur di kamar mereka. Setelah adegan jewer-jeweran semalam lalu setelah makan mie instan yang dibuatkan oleh rosa ibunya bya. Akhirnya mereka bisa tidur dengan perut kenyang.

Tidak ada perdebatan lagi soal siapa tidur di ranjang atau di sofa, karena mereka saat ini tidur di ranjang yang sama. Pak abi bangun terlebih dahulu dan ia merasa tubuhnya sangat kaku dan pegal. Jelas saja pak abi menyadari tubuhnya di jadikan bantal guling oleh bya.

"Ini cewek tidurnya kenapa gak ada anggun-anggunnya sedikit sih" gumam pak abi di dalam hatinya.
Tanpa perasaan pak abi menghempaskan kaki bya dengan mendorongnya.
Meski sudah di dorong seperti itu pun bya juga tak kunjung bangun.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh yang itu artinya pak abi harus bersiap-siap berangkat ke kampus. Karena memang ia tidak ingin berlama-lama libur dari pekerjaannya.

"Loh.. kok uda bangun? Bya uda bangun juga?" Tanya rosa yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Bya belum bangun buk.." jawab pak abi.

"Maaf ya abi.. bya itu memang susah bangun pagi.." ujar rosa yang merasa tidak enak dengan menantunya.

"Gapapa kok buk, mungkin bya kelelahan karna acara kemarin.."
Ujar pak abi, padahal di dalam hatinya ia kesal melihat bya yang tak kunjung bangun. Harusnya sebagai istri dia lah yang duluan bangun pagi.

"Yasudah kalau begitu, kamu mandi saja dulu nanti biar ibuk yang bangunin bya.." ujar rosa.

Pak abi langsung kembali ke kamarnya dan segera mandi, karna ia tidak punya waktu untuk bersantai.

Rosa pun masuk ke dalam kamar untuk membangunkan bya. Bukan bya namanya jika mudah di bangunkan saat pagi.

"Bya.. byaa.. bangun.. uda pagi nak, kamu gak mau ngurusin suami kamu? Kok malah masih molor aja.." gumam rosa sambil menepuk-nepuk pipi bya.

"Eeeuugghhhh.. apaan ceh buk masih pagi juga.. lagian suami dari mana coba.. aku kan masih kecil buk belum nikah.." ujar bya yang lupa diri.

Rosa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat putrinya yang masih belum terbiasa dengan status barunya. Ia malah tidur kembali dan rosa pun keluar dari kamar karna sebentar lagi menantunya selesai mandi.

Pak abi bergegas memakai baju karena takut bya tiba-tiba terbangun, namun baru hendak memakai celana kerjanya bya melotot memandang ke arahnya.

"Aaaaaaaaaaaaa.. cowok mesum.. cowok mesummm.. ibukkkk.. ada cowok mesum di kamar bya.. tolonggg.. " teriak bya histeris, karena lampu kamar di matikan oleh pak abi otomatis kamar dalam keadaan gelap dan bya yang masih belum menyadari statusnya, menganggap ada orang asing dikamarnya.

Namun rosa yang tengah membuat teh hangat sama sekali tidak perduli dengan teriakan putrinya. Tingkah putrinya itu sungguh membuat rosa ingin tertawa terbahak-bahak.

Melihat bya berteriak histeris reflek pak abi langsung mendekat dan membungkam mulutnya bya.

"Hhhmmmmppptttt.." bya meronta-ronta tidak bisa bernafas, karena merasa terancam bya mengeluarkan jurus jitu tendangan mautnya.

"Awwwwggghhh.." pak abi memekik kesakitan setelah terkena tendangan di perutnya.

"Lohhh.. pak abi ngapain di kamar saya?" Ujar bya dengan santainya seperti tidak punya dosa.

"Saya itu suami kamu ya jelas lah ada di kamar kamu.." jawab pak abi sambil terus memegang perutnya.

Bya terpelongo tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh pak abi, ia berfikir sejenak dan mengingat-ingat barulah ia sadar kemarin ia melangsungkan pernikahan dengan pak abi, dosennya sendiri.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang