BAB 79

4.1K 438 80
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Pak Abi masih dalam perjalanan menuju ke tempat Bya berada. Ia begitu panik saat mengetahui istri bar-bar nya itu ternyata berada di kampus.

"Bya.. Fabya Zanetta pratiwi.. tolong jangan buat aku kawatir.. kenapa ke kampus gak pake ngomong dulu sih sayang.." gumam pak Abi sambil terus berlari.

Pak Revan juga tidak mau kalah cepat ia juga siap sedia untuk melindungi menantu kesayangannya itu. Jarak pak Revan lebih dekat dengan tempat Bya berada namun meski begitu pak Revan yang sudah berumur tidak bisa berlari cepat seperti putranya.

"Kasus yang dulu gak perlu lari maraton begini.. kenapa kasus yang sekarang disuruh lari begini sih..." gumam pak Revan sambil ngos-ngosan kelelahan karena harus terburu-buru.

Beno sedang menaiki motornya tepat melewati pak Revan yang sedang berlari. Beno saat ini sedang fokus mengurus kelulusannya ia berjanji dengan Bya akan lulus kuliah tahun ini.

"Sabar ya Bya ku sayang.. kekasihmu ini akan lulus pada tahun ini dan akan membuatmu bangga.. maaf selama ini aku tidak pernah menjengukmu di kelas.. aku terlalu sibuk sayang.." gumam Beno sambil mengendarai motornya.

Sedang asyik memikirkan Bya dan kelulusannya nanti tiba-tiba Beno mendengar seseorang memanggilnya.

"Heii.. mahasiswa abadi.. hentikan motormu!!" Teriak pak Revan.

Seketika Beno langsung menghentikan laju motornya sesaat mendengar seseorang memanggilnya dengan julukan yang sudah dua tahun ini ia sandang. Padahal ia sedang berusaha untuk menghapus julukan itu dari dirinya.

"Bangsat.. siapa yang manggil gue begitu.." gumam Beno kesal, padahal sebelumnya ia tidak pernah marah jika ada yang memanggilnya dengan julukan itu. Beno pun menoleh kebelakang hendak marah namun wajahnya langsung pucat pasi saat mengetahui siapa yang memanggilnya.

"Mampus gue.. kenapa musti pak Revan yang manggil gue.. ada apa ini? Apa gue mau di DO.. Ah!! Engga mungkin kan gue anak penyumbang dana terbesar di kampus ini.. lagian gue kan punya rencana lulus tahun ini...jadi buat apa pak Revan manggil gue.." gumam Beno ketakutan.

Akhirnya pak Revan sampai ke tempat dimana Beno memberhentikan motornya. Ia menyentuh pundaknya Beno sambil ngos-ngosan.

"Siapa nama kamu mahasiswa abadi.." tanya pak Revan.

"Sa..ya.. Beno pak.." jawab Beno gelagapan.

"Oke.. kamu Beno sekarang tolong saya.. antarkan saya menuju ke kelasnya Bya.." ujar Pak Revan.

"Bya?? Bapak mau ketemu sama kekasih saya.." jawab Beno seenaknya.

"Apa? Kekasih kamu?" Ujar pak Revan kaget.

"Iya kekasih saya.. Fabya Zanetta Pratiwi kekasih saya pak.. bapak ada perlu apa dengan Bya.." jawab Beno.

"Kamu tidak perlu tau.. sekarang antarkan saya kesana atau kamu akan saya DO.." ancam pak Revan.

"Baik pak.. cepetan naik pak.." jawab Beno panik karena ancaman pak Revan.

Pak Revan langsung naik ke atas motor sepanjang perjalanan pak Revan merasa aneh. Kenapa mahasiswa abadi ini ngaku-ngaku sebagai kekasih menantunya. Namun karena hal itu tidak penting di bahas karena ada hal penting lain yang harus di lakukan. Maka pak Revan tidak akan mempermasalahkannya.

"Tumben lo pake baju begini By.. kenapa lo lagi mau nutupin perut lo yang membuncit itu.." ujar Lya mencibir karena tidak biasanya melihat Bya berpenampilan tidak biasa seperti itu.

"Kenapa? Lo iri hari ini gue terlihat cantik ya dengan gaun seperti ini? Gas.. kira-kira gue cantik gak?" Ujar Bya.

"Cantik By.. cantik banget malahan.." jawab Bagas sambil menunjukkan jempolnya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang