BAB 20

6.2K 426 8
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTE.

"Cieeee yang sebentar lagi di jemput sama yayangnya.."goda rosa yang tengah sibuk memotong bawang.

"Yayang yayang.. apaan itu buk.. bya gak ngerti.." jawab bya.

Rosa menepuk jidatnya sambil geleng-geleng kepala melihat kepolosan putrinya itu. Maklum saja bya memang tidak pernah berpacaran apalagi jatuh cinta dengan lawan jenis wajar saja ia tidak mengerti panggilan seperti itu.

"Uda ga usah di bahas lagi.. kamu serius mau pergi sama Abi dengan pakaian kayak gitu?"tanya rosa.

"Memangnya kenapa dengan pakaian bya buk.. ada yang aneh?" Jawab bya sambil mencari-cari sesuatu yang salah di dirinya.

"Gak ada memang.. tapi masa mau jalan sama calon suami kamu pake pakaian santai begitu.. gak ada femininnya sama sekali.."

"Tapi ibuk kan tau baju bya memang begini semua lagian bukan mau ke kondangan kok ngapain pake pakaian bagus.."

"Yasudah terserah kamu saja.. yang penting pernikahan kalian tetap terlaksana.."

"Idihhh ibuk ini.. baru juga bya masuk kuliah uda ngomongin nikah aja.. kan gak musti buru-buru buk.."

Bya hanya berfikir perjodohan ini tidak akan membahas pernikahan secepatnya. Namun ternyata ia salah dan tidak tau apa-apa tujuan perjodohan itu adalah agar mereka segera melangsungkan pernikahan bukan hanya sekedar menjalin hubungan pacaran dalam waktu yang tidak ditentukan.

Tuk!! Tuk!! Tuk!!
"Assalammualaikum.." ujar pak abi yang sudah datang menjemput bya.

"Waalaikumsalam..." teriak rosa.
"Itu calonmu sudah datang.. cepet susulin jangan bikin nunggu lama.."perintah rosa.

"Iyaa iyaa buk.. yauda bya pergi dulu ya buk..assalammualaikum"pamit bya.

"Waalaikumsalam.. eeehhh kok gak salam sama ibuk.." tanya rosa karna bya langsung nyelonong pergi.

"Ibuk lupa lagi megang apa?" Tanya bya sambil menunjuk bawang.

"Ehh iya ibuk lupa.. hehehe yauda gih pergi.. hati-hati ya sayang.. salam sama bu gita.." teriak rosa.

Bya hanya menganggukkan kepalanya sambil berjalan menuju keluar rumah. Bya sedikit heran kenapa pak abi mengajaknya pergi hari ini. Bya penasaran kemana ia akan dibawa oleh pak abi.

Kreeek!!
Pintu rumah dibuka.

Bya menatap pak abi yang sudah berada di hadapannya. Semakin hari pak abi semakin tampan saja. Entah itu hanya di pandangan bya saja atau memang pak abi melakukan perawatan pada wajahnya.

"Bisa berangkat sekarang?" Tanya pak abi yang memecah lamunan bya.

"Ehh iya pak.." jawab bya.

"Kalau diluar kampus bisa kan kamu gak manggil saya bapak? Nanti dikira orang saya bapak-bapak yang wajahnya awet muda.." ujar pak abi.

Bya sedikit menahan tawanya saat pak abi mengatakan itu.

"Jadi saya harus manggil apa pak? Kakak? Abang? Oppa? Mas? Atau" Tanya bya.

"Itu aja yang terakhir" ujar pak abi.

"Ohhh okeeeee..." jawab bya kikuk.

Karena merasa canggung akibat persoalan panggilan, pak abi langsung berjalan ke arah mobil dan diikuti oleh bya dari belakang.

"Kita mau kemana ini pak?" Tanya bya.

Pak abi menoleh kesal karna dipanggil pak lagi oleh bya.

"Ehh maksud saya mas.." bya meralat ucapannya.

Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang