JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.
Hampir tiga hari dalam perawatan pasca persalinan akhirnya Bya dan ketiga baby cilok di boyong pulang kerumah. Bak sedang mengawal nyonya besar dibelakang mobilnya pak Abi berjejer tiga mobil yang ikut mengikuti laju mobilnya pak Abi.
"Gas.. lo beneran bisa bawa mobil gak sih.." ujar Galang sambil yang sedikit panik.
"Tenang aja sih Lang.. aku kan uda punya SIM.. ya itu artinya aku uda bisa bawa mobil dong.." jawab Bagas sambil fokus mengemudi mobilnya.
"Anjrit.. lo pikir mentang-mentang punya SIM uda menjamin gitu.. jangan-jangan lo buat SIM tembak ya Gas.. akh parah lo.." ujar Galang yang merasa kesal.
Bagaimana tidak mobil mereka ketinggalan jauh dengan ketiga mobil yang ada di depan. Bagas mengendarai mobil dengan cukup pelan.
"Ya gak SIM tembak juga Lang.. aku juga ikutin prosedur kok cuma ya gitu.. papaku yang bawa aku ke kantor polisi waktu bikin SIM.." jawab Bagas tanpa beban.
Galang langsung tepok jidat mendengar jawabannya Bagas. Bagaimana tidak Bagas bisa mendapatkan SIM sedangkan orang tuanya adalah orang yang cukup terpandang. Sudah jelas semua akan lebih mudah jalannya karena rasa hormat kepada papanya Bagas.
"Yaudah.. gue no komen lagi.. sumpah gapapa gue ini mobil jalannya kek siput.. iya beneran gapapa.." gumam Galang yang pasrah dan memilih menatap arah luar melalui jendela mobil di sampingnya.
Yang seharusnya jarak tempuh hanya butuh beberapa menit. Namun untuk sampai dirumahnya Bya mereka membutuhkan waktu yang lebih panjang. Supir pribadi yang biasa selalu mengantarkan Bagas kemana pun mendadak harus cuti selama dua hari karena ada keperluan keluarga yang mendesak. Namun saat mendengar kabar kalau Bya segera keluar dari rumah sakit. Akhirnya Bagas memaksakan diri untuk mengemudikan mobilnya sendiri. Meski belum terlalu mahir dalam mengendarai mobil Bagas percaya diri kalau semua akan baik-baik saja.
"Nala.. kamu liatin apa sayang?" Tanya Gita yang melihat putrinya sejak tadi terus menerus menatap ke arah belakang.
"Nala liatin ayangnya yang gak nyampe-nyampe ma.." ujar Nathan mengejek Nala.
Bugh!!
"Awwww... sakit Nal.." teriak Nathan sambil mengusap lengannya yang di pukul oleh Nala.
"Salah sendiri.." jawab Nala kesal.
"Eh.. eh.. kok kalian jadi berantem sih sayang.. yang dibilang Nathan kan bener.. kamu memang lagi liatin Bagas kan.." ujar Gita yang ikut mengejek putrinya.
"Mama ih.. bikin Nala malu aja.." jawab Nala sambil memanyunkan bibirnya.
"Apa sih yang kamu liat dari Bagas itu sayang.. Bawa mobil aja belum becus.. apa yang kamu suka dari dia.. heran papa.." ujar Pak Revan yang mulai nyeletuk.
"Husshh jangan gitu dong mas.. Bagas itu anak sahabatku loh.." jawab Gita memperingatkan Pak Revan.
"Lah kan papa bener loh ma.. apa yang dilihat dari Bagas itu.. lagian papa gak yakin dia punya perasaan ke putri kita.. mending kamu suka sama yang lain aja sayang.. suka itu sama orang yang memang suka sama kamu.. jangan cinta sendirian.. kamu itu masih kecil sayang.. belum waktunya merasakan pedihnya cinta sendirian.. cinta tak terbalas dan melihat orang yang dicintai mencintai orang lain.." ujar pak Revan nyerocos sambil meluapkan segala isi hatinya.
Tanpa pak Revan sadari Gita sejak tadi terus menatap ke arah ke suaminya itu. Menatap curiga kalau apa yang di katakan suaminya saat ini adalah semua pengalaman pribadinya.
"Memangnya papa pernah jatuh cinta sendirian?" Tanya Nala.
"Iya bener.. mama jadi curiga.." ujar Gita ikut menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Abi, I LOVE YOU!! [END]
RomanceBaca DOSBING GALAK dulu guys.. Di umur yang masih terlalu muda Fabya Zanetta Pratiwi akrab di sapa Bya harus di jodohkan dengan seorang pria yang tidak ia kenali sama sekali. Entah kerasukan setan apa Bya malah setuju di jodohkan namun sialnya ia te...