[Belum revisi]
08/07/21
SECRET TO SECRET
"Aku di depan."
"Oh benarkah?! Tunggu sebentar, ya."
Kening Jeno berkerut halus mendengar desisan pelan dari seberang telpon. "Ada apa?"
"Ahh... tidak ada apa-apa, Jeno. Tolong tunggu sebentar, ya. Aku matikan telponnya."
Tut tut tut...
Jeno tahu ada sesuatu yang terjadi, untuk itu dia ingin memastikan. Turun dari mobil, Jeno masuk gedung studio pemotretan Renjune.
Bangunan itu tidak begitu besar hanya bertingkat tiga lantai dan sudah beberapa kali Jeno berkunjung untuk mengajaknya keluar makan atau menemani kekasihnya saat dia ada senggang waktu.
"Awh pelan -pelan..."
Suara sayup ringisan terdengar saat Jeno membuka pintu dan pada saat mendapati gadis itu sedang di obati oleh salah satu staff wanita, memberitahu bawah kekasihnya baru saja tertimpa musibah kecil— tidak, itu cukup serius melihat puluhan tisu berserakan darah segar.
Di balik punggung, melalui dari pantulan kaca Renjune terkejut saat tak sengaja matanya menangkap Jeno ada di ambang pintu dan jalan ke arahnya.
Renjune berbalik dikursi rias. Wanita yang merawat luka Renjune berhenti mengobati, dan ketika ia menoleh melihat raut Jeno membuatnya tidak nyaman, lantas ia membungkuk pamit segera meninggalkan ruangan.
"Kenapa bisa kau terluka?"
"Ahh... i— ini... " Renjune berdiri gugup terintimidasi ekspresi Jeno yang seakan menuntut pertanggung jawaban atas insiden yang menimpa sudut keningnya.
"tidak apa-apa. Ini tidak sakit."
"Aku tanya. Kenapa kau bisa terluka, Renjune?" Mata tajam Jeno sanggup mengguncang adrenalin oranglain. Termasuk Renjune saat ini.
"Sungguh, Jeno. Ini tidak serius yang kau bayangkan."
"Renjune..."
Renjune takut. Bukan pada kemarahaan Jeno padanya tapi khawatir pada staff itu mendapatkan somasi dari Jeno.
"Salah satu staff tidak sengaja menjatuhkan lampu dan menimpa kepala— Jeno... sunggung dia hanya tidak sengaja."
"Perusahaan sangat menjaga keselamatanmu, bagaimana bisa aku diam saja atas keteledoran yang seharusnya tidak terjadi."
"Jeno... Jeno..." Dengan cepat Renjune menghentikan Jeno. Dia memeluk laki - laki itu yang sedang di liputi marah.
Renjune tidak ingin Jeno meluapkan emosinya yang akan berdampak buruk pada image-nya, terlebih pada staff itu dapat.
Renjune senang sikap peduli Jeno tapi jika laki - laki ini di biarkan membesarkan masalah, staff itu mungkin tidak di perkerjakan lagi.
"Dia sudah meminta maaf dan itu cukup untukku..." Renjune mendongakan kepala, raut wajahnya memelas dengan bibir mengerucut, memohon pada Jeno agar mengerti. "biarkan saja. Dia seorang ayah yang memiliki bayi kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.