[Belum Revisi]
D-15/12/20‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️SECRET TO SECRET
Seulas senyum puas meraih kemenangan hasil dari; membuat dua orang tertidur pulas.
Sunggingan kecil terpantri luas di bibir.
Fhiiuhh~
Coby menyeka keringat yang meretas di pelipis. Bobby dan June lumayan berat ketika Coby mengangkatnya dari sofa memindahkan di kamar.
Sekarang saat ia kabur. Tidak, lebih tepatnya pergi sebentar, dan pagi buta dia akan kembali kerumah itu lagi. Keluar kamar dua orang yang telah di bius dengan obat tidur, Coby menuju kamarnya, masuk toilet, menggapai bagian ventalasi, tubuhnya lolos melewati dengan mudah.
Kemudian Coby menyusup pergi dari sana. Di langkah kaki berpijak santai, tangan kanan merogoh kantung hoodie, meraih ponsel, menghubungi seseorang.
"Bisakah kita bertemu?"
"Bisa. Tapi bisa kau saja yang menemuiku?"
"Dimana?"
"Ku kirim alamatnya."
"Ok."
Sambungan terputus, tak berselang lama pesan singkat masuk.
"Dimana ini?" Coby mengernyit binggung. Langkahnya di percepat, saat di ujung jalan matanya mengedar kekanan - kekiri mencari mobil taksi.
Kota besar ini tidak akan sepi sepajang hari, jadi mudah saja bagi Coby mendapatkan tumpangan berbayar. Berhasil menemukan taksi, dia langsung memberikan alamat pada sang supir.
"Antarakan aku ke alamat ini."
"Baik Tuan."
Mobil melaju cepat sesuai kemauan Coby mengikis waktu. Kurang lebih memakan waktu setengah jam mobil itu berhenti di sebuah kawasan elit.
"Tunggu sebentar..."
"Baik Tuan."
Kembali Coby menghubungi seseorang.
"Aku sudah sampai. Tolong kau turun dan bawakan uang untuk membayar uang taksinya."
"Berikan ponselmu pada supir taksi."
"Hah?"
"Cepat."
"Iya, iya baiklah." Meski pun tidak paham untuk apa, Coby tidak membantah. Dia memberikan ponselnya pada sang supir taksi.
"Ingin berbicara padamu."
"Iya, Tuan." Supir menurut.
"Berapa cargonya?"
"226ribu, Tuan."
"Kirim saja barcodemu, pak."
"Baik pak. Saya akan mengirimnya."
"Kirim saja menggunakan ponsel ini."
"Baik pak, saya mengerti."
Sambungan terputus, segara supir taksi melakukan perintah seseorang di sebrang sana. Selesai, ponsel itu di kembalikan pada Coby.
"Sudah Tuan. Teman Anda sudah membayar cargonya."
"Oh... terima kasih." Coby beranjak keluar. Mobil taksi berlalu meninggalkan Coby di depan gedung.
Ting! ting!
Ponsel berdeting, pesan singkat masuk lagi di layar ponsel Coby.
"Lantai 8 nomer 25." Eja Coby.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.