9

2.3K 129 11
                                    

[belum revisi]

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️



SECRET TO SECRET

Jam enam pagi Luhan kembali berkutat di dapur mengerjakan bagian tugasnya menata sarapan di meja makan. Sementara Maya dan satu pelayan lagi melajutkan tugas lainnya.

Luhan tersenyum manis di pagi awalnya menyabut Kris menuruni anak tangga. "Pagi sayang."

Sama selama berpuluh-puluh tahun. Dari pertama sehari Luhan menyadang sebagai Ny. Wu, hamil, hingga melahirkan Mark. Apa yang Luhan kerjakan tak pernah berubah.

Kris tersenyum membalas Luhan yang telaten menata.
"Pagi juga untuk istri tercintaku." Mencium pipi Luhan lalu duduk.

Tidak lama dari itu di susul Mark turun dari tangga.
"Pagi sayang." sapa Luhan.

"Pagi Bu." balas Mark dan mengambil tempatnya.

"Bagaimana keadaan Aleona?" tanya Luhan di pagi hari ini. Selain penasaran, Luhan juga ingin tahu lebih banyak pergembangan antara Mark dan Aleona. Mulai dari sekarang.

"Sempat demam dan itu alasannya aku pulang larut." balas Mark tenang dan santai.

Tatapan Luhan berubah sedih setelah mendengar Aleona sakit. Mark segera menimpali, mengerti perasaan bersalah Luhan yang memaksa dirinya membawa Aleona "Ibu tidak perlu khawatir. Gadis itu baik-baik saja." kata Mark senyum menenangkan.

Piring berisi nasi goreng Luhan berikan pertama pada Kris. "Terima kasih." Sebagai jawaban ibu anak satu itu, ia tersenyum. Lalu meraih piring lain dan menuangkan lagi untuk Mark. "Ini salah ibu. Kalau saja ibu tidak memaksamu ... padahal Ibu tahu gadis itu sedang sakit... "Luhan menuangkan lagi nasi ke piring terakhir untuk dirinya kemudian duduk. Tiba-tiba Luhan ingat soal sakit Aleona yang lain. Mark bilang Aleona sempat demam jadi kedatangan Aleona kerumah sakit kemarin bukan karena demam. Luhan akan mencari tahu lebih lanjut nanti dari Baeca.

Luhan meluruskan pandanganya ke arah Mark.
"Justru kalau kau meninggalkan gadis itu Ibu marah padamu."

Mark keberatan sikap ibunya.
"Ibu tidakkah kau berlebihan padanya..."

"Kenapa?" Protes Luhan menanggapi protesan anak laki-lakinya.

"Tidak salah bersikap baik padanya, kan? Lagipula Ibu merasa cocok dia jadi mantu Ibu. Ada yang salah dengan pilihan Ibu?" ujar Luhan meledek Mark.

"Aku akan carikan lebih baik dari dia."

"Ada?"

"Tentu saja, ada."

"Siapa?"

Mark mengarahkan padangangannya fokus pada Luhan. Sejenak berhenti makan. "Yang pasti bukan. Renjune atau Haelen."

"Berarti Aleona, kan?" tungkas Luhan.

"Bu." Mark menatap Kris dan Luhan bergantian. "Dia sudah memiliki kekasih."

Luhan terperanga, sedikit terkejut. Namun ia masih kekeuh pada pendapatnya "Baru kekasihkan. Belum jadi suami?"

Kris sejak tadi menjadi pendengar ikut bergabung dalam percakapan itu."Ayah baru tahu kau sedekat itu." Sebenarnya, Kris memang baru mengetahui dari percakapan yang ia dengar diam-diam melalui sambungan ponsel Jaemin yang terhubung ke ponselnya.

Sebuah rahasia di balik rahasia.
Sesuatu yang Kris tak pernah terlintas di bayangannya. Jauh sangat jauh dari pikiran Kris.

Mark beralih menatap lurus ke arah Kris. Ia tersenyum tipis. "Aku tidak sedekat seperti yang Ayah pikirkan." ada jeda dan senyuman berbeda ia tunjukan pada Kris saat reaksi pria gagah itu mencurigai.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang