[belum revisi]
D- 16/11/21❗️TYPO ❗️
‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️Suara Bel dan pintu terbuka adalah sambutan bagi sang pemilik rumah dan sang tamu.
"Apa ada pintu doraemon di depan rumahku?"
Lucas menangapi biasa perkataan koyol orang di depannya.
"Tahu saja apa yang ku inginkan." katanya lagi setelah menyadari Lucas datang tanpa tangan kosong.
Lucas melusup masuk tanpa harus menunggu di persilakan, menghampur di ruang kerja sang pemilik rumah yang seminggu ini menyisikan waktu datang sekedar ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang tengah ia cari disana.
Dari Mark lah Lucas menjadi akrab dengan pria paruh baya ini.
Tak ada kalimat yang terurai dari bibir Lucas, hanya pandangannya yang menyampaikan sebuah pertanyaan menuntut di jawab.
"Sedikit lagi. Aku sedang menyelesaikan tahap coding ketigaku." kata Taehyun sambil menarik cincin galeng beer, meneguk dengan akhiran suara desah puas merasakan beer melumasi tenggorokan keringnya.
Lucas masih diam menatap layar tak berniat mengeluarkan sekata apapun. Memadangi tanpa ekspresi, meski pada kenyataannya menaruh harapan besar kunci pertama arah pencarian.
"Jika saja dia tidak mengganti ponsel, ini tidak sulit bagiku."
Lucas tahu, pembicara ini sudah mereka bahas sebelumnya. Tepat dua hari dari maksud kedatangan menyewa jasa Taehyun.
"Dia benar - benar membuatnya menghilang. Tidak ada satupun media sosial yang dia buka. Riwat terakhir 1 bulan lalu. Lokasi terakhir delapan hari yang lalu."
Lucas mengalihkan pandangan, memejam mata, menompangkan kepalanya di atas Headbord sofa yang terasa lebih berat hari - hari ini.
Masa debut tinggal menghitung hari tapi bukan itu yang membuatnya tertekan.
Hembusan angin besar menabraki tubuh tegap Mark di tepi pantai, dia tidak sendiri, ada sang super star yang berdiri disampingnya datang bergabung lima menit lalu setelah sedikitnya memberi arahan pada beberapa staff Wu yang mempersiapkan peralatan untuk syuting besok lusa."Bagaimana kabar istrimu?"
Mark tidak menoleh, dan tidak mengacuhkan pertanyaan Tn. Ji.
"Baik."
Tn. Ji mengumbar kekehan kecil, bukan sedang meledek kabar baik itu tetapi melainkan kata baik untuk istrinya tidak terlihat sama dengan Mark.
"Pasti berat ya memiliki istri sepertinya?"
Mark menoleh, merasa cukup racau dengan kalimat Tn Ji konteks pada apa.
Petikan korek api membakar ujung rokok yang terapit di bibir Tn. Ji. Pembakaran itu meluapkan kobaran asap yang tersapu angin. Setelahnya Mark merima tawaran baik Tn Ji mintanya bergabung merokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.