20.08.24‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPOTing
Dua roti panggang mencuat keluar dari Oven Toaster. Susu segar sedang di tuangkan pada gelas kosong dengan satu yang sudah terisi. Selain itu ada dua piring lainnya yang sudah terhidangkan masing- masing satu telur dan dua potong sosis goreng.
Setelah gelas kosong itu terisi. Dua roti matang di pindahkan ke piring. Kemudian semua sajian di susun di atas baki.
Jam dinding menujukan pukul 7:20 pagi. Dua kelopak mata terbuka di tempat pembaringan dari 15 menit lalu dan selama itu gadis itu berdiam diri melamun dengan air mata yang mengalir.
"Kau sudah bangun?" Renjune menoleh, tanganya sigap mengusap wajah sambil bergerak duduk.
"Ayo sarapan bersama." Lucas datang menghampiri dengan kedua tangan penuh. Baki berisis breakfast sederhana di letakan di atas bedcover yang masih menyelimuti setengah tubuh Renjune. Dan Lucas duduk di sekitarnya.
Gadis itu tersenyum kecil. Melihat penampakan sarapan yang... tidak buruk tapi juga tidak selera.
"Jangan meledek. Tidak ada apa - apa di tempat yang sudah lamaku tinggalkan... dan tidak ada supermaket yang buka pagi buta." Oceh Lucas mendapati raut wajah protes samar dari Renjune.
"Terima kasih." balas Renjune sambil mengambil bagiannya, begitu juga Lucas.
Baki dan susu di pindahkan di atas nakas. Lalu keduanya mulai menyantap sarapan bersama.
"Renjune..." gadis itu menatap Lucas. "Jika kau ingin kau bisa tinggal disini untuk sementara."
"Terima kasih. Tapi setelah ini aku harus pulang dan berkemas." ujar Renjune santai. Tapi Lucas terkejut saat mendengarnya sampai kunyahan di mulutnya langsung terhenti. Terbesit pikiran jika Renjune ingin menghilang seperti Haelen pernah lakukan.
"Kemana?"
"Aku harus menyelesaikan tugasku."
"Ohh." Ada helaan lega pada Lucas yang tak di sadari Renjune. "Aku hampir lupa... hehehe... iya, aku akan mengarkanmu pulang setelah ini."
Renjune tersenyum. "Iya."
Derap langkah kaki besar berpijak di lantai kediaman Wu. Luhan menoleh di sela - sela tengah merapihkan meja makan, mendapati Mark datang dengan raut wajah sangat kacau.
"Bu, apa Aleona disini?" tanyanya begitu berada di hadapan sang Ibu. Luhan bersikap sedikit cuek.
Mark tidak percaya. Dia melangkah pergi menaiki anak tangga, menggeledah kamar yang sudah tidak ia tempati. Aleona tidak ada, tetapi melihat jejak bahwa tempat tidur itu seperti telah di gunakan Mark bisa menduga kalau Aleona bermalam di kamar itu. Mark keluar dari kamar kembali menghampiri Luhan dengan prustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.