143. Tak terduga

115 12 13
                                    

19.05.24


11 : 30. Beberapa waktu sebelumnya...

Bayangan di bawah rembulan terus bergerak lurus. Desiran air laut  berulang menghapus Jejak langkah di atas pasir yang membentuk. Hembusan angin kencang mengibaskan balutan kain putih di atas kaki yang berjalan tanpa alas.

Lucas menghentikan langkah kedua kakinya  ketika sepasang kaki lain di depannya tiba - tiba saja tak lagi bergerak. Ia mengangkat wajah, mengarahkan pandangan pada pemilik kaki yang berubah arah ke hamparan laut. Desiran ombak tak henti-hentinya menujukan pasang surut di bibir pantai.

Lucas tidak mengatakan sepatah kata untuk apa yang sedang sosok itu lakukan dari 10 menit kedatangannya mereka disana. Bahkan saat dia berdiri di depan itu dan mendapati sosok itu membuka pintu menyambutnya dengan senyuman.

"Aku lupa kapan terakhir kali berada di sini. Rasanya menyenangkan sekali kembali kesini... hahaha... tunggu aku ingat sekarang." Sosok itu menoleh menatap tegas wajah Lucas.

"Dia bahkan seperti musuhku sekarang."

"Mark?"

"Mhm- mhm..." Dia menggelengkan kepala. Lucas menaikan kedua alisnya.

"Jeno?"

Dia tersenyum lebar sambil menganggukan kepala dan bergerak satu langkah  lebih dekat di hadapan Lucas tanpa kedua manik mata itu teralihkan. Lucas membalas serupa sambil senyum kecil yang kemudian satu pergerakan mengalihkan perhatiannya.  Aleona melingkarkan kedua tangan di bahu Lucas. Dia bertanya - tanya apa yang sedang gadis ini lakukan.

"Kau tahu ini sesuatu yang  sangat tidak di sukainya kalau dia melihat kita seperti ini."

Aleona mengangguk dan mengedikan bahu acuh. "Aku rasa tidak." Lucas mendengus tawa kecil, ia berpaling sesaat sambil menyingkirkan tangan gadis itu dari bahunya namun di tahan.

"Aleona?" Lucas menyebut namanya  lembut sambil tersenyum geli. "Mh?" Aleona membalas dengan suara manja. Lucas menertawakan tingkah Aleona yang sebelumnya tidak  pernah ia ketahui, sampai ia berpikir. Seperti inilah wajah asli Aleona di masa kelamnya. Gadis yang agresif, wajar saja Kris dan Mark jatuh di pelukannya, lihat bagaimana Aleona saat sedang menggoda seorang pria. Lucas benar - benar tertipu oleh wajah lugu ini di masa lalu.

Dia tahu dan sangat mengerti tujuan Aleona menghubungi dan mengajaknya pergi ke pantai tengah malam diam - diam di belakang Mark. Tapi Lucas tak terpikir gadis itu sampai berani bertingkah seperti seorang gadis penggoda. Mengejutkan,— seingat Lucas,  gadis itu tidak pernah bersikap seperti ini padanya.

Dulu atau pun sekarang. Sebenarnya Lucas tidak pernah sedikitpun menaruh   perasaan special  pada Aleona begitu juga tahu perasaan Aleona terhadapnya. Jadi bagi Lucas sikap Aleona sekarang ini bukanlah apa - apa,  kerena pada dasarnya Lucas tahu gadis itu sedang bermain - main mencari sesuatu entah apa?


Lalu Lucas membalas bertingkah berani. Dia ingin tahu reaksi apa yang akan Aleona tunjukan. Meletakan kedua tangannya di pinggang Aleona dan gestur Aleona sama sekali tidak menujukan ketidaknyaman. Lagi - lagi Lucas mendengus geli, ia ingin tertawa. Tingkat setres Aleona apa berada di ambang batas? Apa itu karena Mark atau bayi dalam kandungannya? Tunggu,— bayi itu tidak mungkin! Sudah pasti Mark.



"Untung saja aku belum jadi siapa - siapa..."

"Oh, iya? Memang jika kau sudah menjadi sesuatu kau tidak memiliki keberanian seperti sekarang ini kau lakukan padaku?" Aleona melakukan tatapan triangle pada  Lucas.

Lucas mendengus tawa, mengalihkan  sesaat pandanganya ke arah lain  mendapatkan  trik flirting dari Aleona. Gadis ini lihai dalam menggoda lawan jenis membuat Lucas merinding.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang