[Belum Revisi]
D- 02 / 09/ 20‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️SECRET TO SECRET
Pagi menjelang. Bila beberapa hari ini Aloena mengisi bangku ke empat di keluarga Wu, hari ini meja makan itu terisi lima orang. Kemarin malam selesai mengatarkan Renjune pulang Jeno melesat kerumah Wu. Menyerat Mark dalam obrolan sampai dini hari.
"Masakan bibi selalu enak, terima kasih." puji Jeno sambil menyantap sarapannya.
Luhan tersenyum, "sering-seringlah menginap."
"Angkat aku jadi anakmu bi. Aku akan pindah kerumah ini." gurau Jeno, senyum itu nyaris menutupi bola mata kecil Jeno.
"Aku akan berperang dengan ibumu." Luhan terkekeh. "Semalam saja Ibumu menelponku, memastikan kau benar-benar disini atau tidak." Informasi Luhan.
Aleona mendengar itu nyaris tak percaya, dia menoleh pada Jeno bertanya lewat tatapannya. Ternyata Jeno masih di perlakukan seperti anak remaja oleh Ibunya.
Menyadari ekspresi Aleona, Jeno menggeleng menyanggah.
"Tidak ada bedanya denganmu kan?" Sahut Kris menggoda Luhan.
"Tidak. Aku membebaskan anakku." sangkal Luhan.
Dalam hati Aleona mengerutu bagaimana buasnya Mark padanya. "Aku percaya itu!"
Jeno tertawa membenarkan ucapan Kris. "Iya itu benar. Jika Mark tidak pulang sehari saja pasti ribut menghubungiku... hahaha" timpalnya.
"Ya, jelas saja. Karena Mark tidak bisa Bibi hubungi." kata Luhan.
Oknum yang di bicarakan memilih bungkam.
Lalu Luhan melanjutkan ucapannya,"kelak tugas itu bibi limpahkan, bukan begitu Aleona?"
"Aah, iya Bi. Tentu saja aku akan melakukannya." Aleona tersenyum tipis.
"Harus. Karena diluar sana, meskipun sudah terikat, wanita penggoda selalu saja ada. Kau perlu memperhatikan suamimu sedang apa? Dimana dan kesibukan apa yang membuat lupa kalau dia memiliki istri yang perlu di perhatikan."
Mendengar penuturan itu Mark menyeringai kecil, "tapi sayangnya kita para pria pandai menyembunyikan sesuatu dari istri." ujar Mark beralih senyum gurau.
Aleona menoleh secara perlahan ke arah Mark. Dia tidak suka suasana membangkitkan adrenalin seperti ini. Dan sebisa mungkin Aleona bersikap santai menanggapinya, "sepertinya aku harus berhati-hati mulai sekarang..." kemudian Aleona menoleh kepada Luhan, " Bibi apa ada kemungkinan calon suamiku selingkuh dariku. Di tahun berapa aku perlu mengamati suamiku, Bi?"
Aleona lupa bahwa dia seharusnya memanggil Luhan dengan sebutan Ibu. Luhan memaklumi, gadis itu perlu adaptasi.
Lidah Mark mengasah deratan giginya, menyeringai samar. "Mungkin ketika aku berusia 40 tahun ke atas, karena seorang pria memiliki puberty yang tak terkendali."
Aleona menolah kembali, menatap lurus Mark. "Dan ku pastikan saat itu terjadi. Aku tidak peduli kau meninggalkan aku atau tidak, karena ku pikir sudah cukup hidup bersamamu..."
"Kau akan hidup sendirian, sementara anak kita sudah dewasa dimana pasti sudah memiliki pendampimg hidup, sedangkan aku? tentu saja dengan uangku masih dapat mencari wanita seusiamu..." ujar Mark sambil menaikan dua alisnya, merasa menang dalam perdebatan tentang masa depan yang belum tentu terjadi. Dua orang sekaligus Mark menyindir dalam satu waktu kesempatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.