‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
SECRET TO SECRET
"Pria tua brengsek!"
Aleona tersentak. Mark memukul keras batang setir mobil. Matanya bekilat di penerangan lampu dalam mobil.
"Rasanya ingin ku bunuh saja."
"Ibumu pasti sangat terpukul." lirih Aleona.
Mark menoleh nyalang." Kalau gitu kau saja yang ku bunuh."
Aleona mengeratkan tenggorokannya. "Silahkan." katanya datar. Menaklukan rasa takutnya sendiri. Cukup yakin Mark tidak mungkin melakukanya.
Kebencian laki-laki tidak setahap itu, menyakiti secara ucapan dan fisik kecil memang iya.
Mark berdecih. Menyeringai. Mobil mulai dinyalakan dan meninggalkan halaman rumah.
Suasana hati Mark memburuk. Aleona tahu alasan apa sampai laki-laki itu begitu emosional. Kalau dipikir-pikir ucapan Kris tidaklah semenyakitkan itu, hanya sedikit menyudutkan saja. Lagian Luhan pasti tidak sungguhan marah kan?
"Sensitif sekali."
Gumaman lirih Aleona. Mark dengar. "Kau mengataiku?"
Aleona gugup. "T-tidak." Ia lantas menolehkan wajah ke samping. Menyembunyikan senyum tipisnya dari Mark. Menertawakan kemarahan ulah Kris.
Mobil tiba-tiba melaju di atas normal. Aleona menghela napas, membiarkan Mark melakukan sesuka hatinya sampai di aperteman.
Aleona kira Mark tidak akan turun dari mobil dan mengikuti hingga masuk apertemannya.
"Apa aku mengacaukan ma-"
Ucapan Aleona menggantung tak kala Mark memeluknya dari belakang. Kening Aleona berkerut halus, mencoba mencerna. "Oh god tidak."
"Mark aku lelah." ujar Aleona setelah mengerti.
"Benarkah?" bisik Mark lembut.
Bisa Aleona rasakan. Tangan yang memeluk perutnya kini bergerak melepaskan pengait coat. Saat kain tebal itu mengendur dari bahu, sebuah sentuhan lembut menyengat permukaan kulit Aleona.
"Mark... "
"Mh?"
Coat merosot jatuh kelantai. Sentuhan Mark masih berlanjut. Bibir itu merayap di punggung hingga tengkuk leher Aleona.
Aleona berusaha menguasai atas dirinya. Dia benar-benar lelah. "Mark aku ingin tidur. Aku lelah."
"Besok bisa kau lakukan itu seharian."
Mark memutar bahu Aleona membawa posisi saling berhadapan. Netra milik Mark berselancar memadangi wajah Aleona dan berhenti pada hanzel indah yang-, Mark tak bisa pungkiri, mata itu memang tampak lelah. Bibir Mark mengulas senyum manis. Tak memperdulikan hal itu.
"Mark... " lirih Aleona.
Mark menulikan panggilan itu. Ia menyingkirkan lehaian rambut kanan Aleona ke belakang punggung. Dan netra itu beralih menatap leher bersih Aleona.
"Mark please... "Aleona menahan pergerakan wajah Mark yang hendak menyerang lehernya.
Mark menyergah tangan Aleona dan menariknya ke kamar. Melemparkan kasar ke ranjang kasur.
Tubuh Aleina tersentak di atas jarang. Dia tidak suka perlakuan kasar Mark seperti ini. "Mark!"
Mark tidak peduli. Suka atau tidak. Mark hanya peduli memenuhi keinginannya menyentuh Aleona.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.