11

1.6K 118 15
                                    

[belum revisi]

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️



SECRET TO SECRET

Bukan pertama kalinya Haelen menghilangkan Bongsik. Ini sudah sekian ribu kalinya kecerobohan ini terulang.

Lagi, lagi dan lagi. Seperti de javu yang kerap terulang tapi Jeno seperti tidak kapok mempercayai Bongsik di bawa Haelen.

Tidak, Haelen membawanya tanpa izin.

"Semoga kali ini masih keberuntunganku."

Sudah tujuh putaran Haelen tak menemukan keberadaan kucing peliharan Jeno di taman tersebut.

"Ada masalah hidup apa kucing itu padaku. Kenapa selalu hilang jika ditanganku. Apa hobi kucing itu gemar melihatku di maki Jeno. Kucing bedebah!" gerutu Haelen dikala prustasinya mencari.

"Bagaimanaaaaa apa kau sudah menemukannya?" teriak Jeno dari jarak yang cukup jauh.

"Tidak. Beluuuuummmmm!" teriak balik Haelen

Jeno sudah mencari kesana kemari, bertanya pada siapapun orang yang melewati atau Jeno temui dengan menujukan ciri-ciri belahan jiwa lewat photo. Tapi hasilnya masih nihil. Jeno sangat geram. Baru sehari Haelen sudah berulah. Sumpah serapah dari puluhan tahun bahkan tidak membuat Haelen jera.

"Bongsik... kau dimana... sudah ku bilang kalau gadis sundal itu mengajakmu gigit saja tanganya..."

Meski sudah kerap kali hilang dan kembali dengan banyak kejadian unik dan aneh tetap membuat Jeno tidak bisa santai berdiam diri. Pasalnya kucing itu sudah seperti keluarga bagi Jeno, mengasuh hewan manis itu dari bayi setelah di tinggal mati ibunya paskah melahirkan.

"Grrrrrhhh. Menyebalkan!"



SECRET TO SECRET

Aleona dan Irene telah sampai di aprtemen Aleona. Anggaplah Aleona terbuang dan alasan kuat itu tidak memberatkan gadis itu membiarkan kakaknya tinggal bersama, selama dibutuhkan.

Aleona berjalan dilorong, Irene dibelakangnya sedang terhubung dengan seseorang ditelpon. Entah siapa, Aleona mengerti bahwa Irene tak ingin ia tahu.

Aleona masuk lebih dahulu menarik koper kakaknya. Membiarkan Irene memilih berbicara diluar.

"Iya aku sudah sampai..."

"....."

"Mh. Terlihat baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku akan menjaganya."

"...."

"Iya, aku akan usahakan."

Arah pandangan tak menentu yang bergulir di lorong sepi sunyi mata Irene menangkap mahkluk lucu berlari-lari kecil pelan-pelan kerahnya. Mengelilingi dirinya, lalu mengusapkan tubuhnya kekakinya.

"Oke, bye Mom." Irene memutuskan sambungan ponselnya. Menundukan kepala, menatap manik bulat berwarna coklat itu binggung.

"Sepertinya dia menyukaimu..."

Irene mengalihkan pandangan. Seorang pria berjalan kearahnya.

"Apa ini peliharanmu?" tanya Irene.

Pria itu diam berpikir sejenak sebelum menjawab. "I-iya..."

Pria itu meraih kucing berbulu di sela kaki Irene, sontak Irene mundur satu langkah.

Irene tersenyum manis. Paras pria itu cukup tampan untuk menerima sikap dinginnya, seperti ia lakukan jika tidak suka.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang