15.09.24‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPOTangan di atas roda pengemudi berputar kekanan. Mobil itu mengubah tujuannya untuk mengatarkan pulang. Berkeliling di jalan yang sudah di lewati beberapa menit sebelumnya, lalu berhenti di depan sebuah rumah milik seseorang yang kembali kehilangan penghuninya. Terjadi berulang kali.
Turun dari mobil, berdiri sebentar, menatap bangunan yang sudah menciptakan memori yang sangat panjang. Bayangan demi bayangan terbang di atas kepala membawanya kembali mengingat kembali semua masa yang sudah terlewati.
Melangkah dengan kenangan begitu melekat, Lucas membawa dirinya menjajaki tempat yang dulu selalu dijadikan berkumpulnya banyak suara.
Balkon rumah Haelen.
Tidak ada yang berubah. Meja dan bangku masih di tempatnya, posisi yang sama saat kali pertama ditetapkan menjadi tempat berkumpulnya cerita.
Menduduki diri di salah satu bangku favorite tanpa harus bertengkar dengan Renjune rasa - rasanya menjadi kurang istimewa.
"Aneh... rasanya ada yang menekan dadaku."
"Lucas"
"Mh?"
"Entah mengapa aku merasa sedikit merasakan ... "Renjun terdiam sejenak meresapi rasa yang sedang ia terima, "perasaan lega?"
Lucas menoleh sebentar tersenyum tipis. Begitu juga Renjune, gadis itu tersenyum merasa ada yang lucu terjadi pada dirinya. "Aneh, bukan?"
Renjune nenekan tombol Window Regulator , pintu kaca mobil bergerak turun. Lalu membiarkan wajahnya bertumpuh disana dengan kedua tangan sebagai bantal. "Rasanya seperti bebas dari sesuatu yang selama ini menyekap diriku."
Derisan angin yang menerpa Renjune tidak membuat suara itu hilang dari pendengaran Lucas, sebab begitu Renjune bertindak seperti itu Lucas menurunkan kecepatan mobil.
"Menemukan sesuatu yang selama ini kau cari."
"Mh... iya. Mungkin selama ini yang aku inginkan. Hanya karena aku takut memulainya dan membohongi diriku sendiri sangat keras."
"Kau harus membuang bunga mawar itu secepatnya. Jika tidak kau akan kembali terhipnotis oleh keindahan warnanya."
"Hahaha... kau bener."
Renjune berkata lagi. "Aku akan mencari bunga yang lain. Kali ini aku harus lebih berhati - hati mempertimbangkan untuk merawatnya."
"Ada bunga lain yang tidak berduri."
"Iya. Sangat banyak. Aku akan membelinya jika sudah siap."
"Ohhooo... sombong sekali.
"Alih - alih membelinya kenapa tidak menunggu seseorang memberikan padamu suka rela"
Renjune langsung tertawa mendengarnya.
"Aku sedang menunggunya."
"Menunggu.... ck" Menepuk kedua lutut dengan helaan panjang. Lucas berdiri sambil berkacak pinggang. "Aishh... ck..."
Merogoh ponsel di saku jaket. Lucas menghubungi seseorang, langkahnya bergegas menuruni anak tangga pergi dari tempat itu.
"Paman..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.