132

327 20 1
                                    

10/10/22

TYPO ADALAH KARYA ALAMI
KOMENT & LIKE  BUKTI PERHATIAN.
‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️









Motor melaju kencang di tangan Jeno itu perlahan - perlahan berhenti di gedung  tertuliskan 'Club Exotix'

Jaemin turun setelah kickstand motor menyentuh aspal halaman club.

Dia mengernyit, bertanya.

"Hah? Untuk apa kita kesini?"

Di susul Jeno. Meletakan helm dan menyimpan kunci dalam saku jaket, dia melangkah ke arah pintu masuk club, disana terjaga dua orang petugas tempat.

"Memberimu kesenangan di masa muda."

Jaemin segera mengekor. Dia tahu apa arti kesenangan di dalam sana. Awalnya ragu bagaimana jika Luhan tahu, tetapi berpikir Jeno pasti akan tutup mulu. Jaemin tertarik lebih banyak lagi untuk memenuhi dunia di masa remajanya. Tidak salah, kan?

Di pintu utama salah satu dari mereka sempat di halangi oleh petugas mengira masih di bawah umur.

"Tunjukan ktpmu." Jeno meminta Jaemin, lantas dia mengeluarkan Id card yang kewarganegaraan China. Petugas menelisik rupa Jaemin, menujukan bahwa anak itu di ragukan pada idetintasnya.

Jeno berdecak. "Apa perlu melibatkan Tuan Liem?"

Dua petugas tercenga keras."Maafkan saya. Silakan Tuan."  Mereka membungkuk dalam.

Jaemin tertegun, bagaimana Jeno menyelesaikan begitu mudah  hanya dengan nyebutkan sebuah nama. Dari porsi ini, Jaemin membenarkan sebuah koneksi bisa menjadi segalanya meringankan.

"Wah!"

"Ayo..."

Jeno berlalu, Jaemin bergegas.

"Ketat sekali."

"Itu sebagian dari tugas kecil mereka." kata Jeno, lalu meningat Id Jaemin yang baru di ketetahui, dia bertanya.

"Kau belum mengajukan perpindahanmu?"

"Ahh... Ibu sudah mengurusnya. Aku lupa menanyakan lagi."

Tepat lorong berujung itu selesai di lalui. Suara keras musik langsung mengisi kedua telinga mereka. Tempat hiburan semacam ini tidak pernah Jaemin datangi sebelumnya. Jadi karena ini untuk pertama kalinya, Jaemin belum cukup terbiasa untuk  nyaman dan sedikit takut tanpa alasan.

Dia menarik ujung jaket Jeno, berpegangan agar tidak terpisah. Konyol jika dia tersesat di kerumunan orang - orang asing.

Merasakan jaketnya di tarik oleh Jaemin, Jeno lantas menyerat Jaemin agar berjalan di samping sambil memegangi lengan bocah itu sampai tiba di meja bartender.

"Dua Vodka" Jeno memesan.

"Oke!" Pria bartender siap menyuguhkan. Tidak lama dua gelas datang di hadapan mereka.

Jeno menyalakan pematik, ujung rokok di sela dua jari terbakar berubah menjadi abu, bara dari tembako menyeruk asap tajam  nampak lebih hidup di keremangan ruangan club. Matanya melirik Jaemin, bocah itu terlihat tidak secanggung seperti beberapa menit lalu.

"Jika kau ingin berdansa, pergilah. Aku akan mengawasumu dari sini." tawar Jeno.

"Sungguh?" Jaemin sedikit antusias. Jeno tersenyum geli mendapati sorot mata Jaemin terlihat bergairah.

"Pergilah..."

"Ok!" Jaemin bergegas. Dua langkah sebelum ke lantai dansa dia berbalik hanya untuk menegak habis Vodka. Sebatas menarik rasa percaya diri untuk sedikit kehilangan kewarasan di tempat seperti ini adalah sebuah kewajaran.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang