141. Rasa Kekhawatiran dan Amarah

128 13 7
                                    

11.05.24



"Mina."

Mina menolah cepat dari layar laptop. "Iya?" Kris sudah berdiri di depan meja kerja Mina.

"Buatkan jadwal rapat dengan anak- anak besok."

Mina berdiri dengan ragu. "Tapi, pak. Besok hari minggu."

"Ada masalah?"

Mina mengerjap merasa terimindasi oleh suara berat Kris. "Baik, pak!" Mengatakan itu mata Mina sampai mengekori kepergian atasanya menghilang di lift.

Ia menghempas deru napas berat, di jaraknya tak jauh ada Jinny menatapnya diam seperti mengejek.

"Kau juga akan lembur besok!"

"Sorry? Pak Kris tidak mengatakan aku harus ada disana,' kan? — Tunggu." Jinny terdiam sesaat," baiklah, aku akan datang." Bibir datarnya berubah senyuman lebaran yang membuat Mina mengerutkan kening, heran.

Gadis itu lalu merapikan meja kerjanya yang kemudian bergegas dari sana. "Aku duluan, ya."

Dimata Mina, gadis bernama Jinny ini sangat menyebalkan, mulai dari gaya bicara, penampilan, terutama pada sikapnya, gadis itu benar - benar bermuka dua, tebal, dan tukang fitnah.


Mina merotasikan bola matanya kesal saat mengingat kelakukannya yang merugikan, sudah beberapa kali Kris memarahinya padahal itu adalah ulah gadis setan itu. "Demi Tuhan! Dia salah satu pemborosan untuk perusahaan ini."


Nonya Huang baru saja pulang dari pertemuan dengan teman- temannya, dia menemukan sebuah mobil taksi terparkir di depan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Nonya Huang baru saja pulang dari pertemuan dengan teman- temannya, dia menemukan sebuah mobil taksi terparkir di depan rumah. Keluar dari mobil taksi yang mengantarkannya, Ibu anak satu itu segara masuk ke dalam rumah. Di dalam  ia menemukan sosok Sungchan tengah duduk di sofa ruang tamu sendirian.

Sungchan yang menyadari kedatangan Nyonya Huang sontak berdiri, membungkuk sopan memberi salam.

"Sungchan?" Dilihat dari reaski Ny. Huang yang sedikit kaget melihat kondisi wajah bengkak . Sungchan ingin menjelaskan tetapi suara kegaduhan  Renjune yang turun  tergesah-gesa dari anak tangga mengalihkan perhatiannya, kewaspadaan Sungchan benar - benar sigap ketika dia menyadari Renjune tersandung oleh kakinya sendiri.

Gadis itu terjungkal dari anak tangga. Ny. Huang tentu saja berteriak kaget.  Kalau saja Sungchan terlambat bergerak, Renjune akan membenturkan  kepalanya sendiri di tembok pembatas.

Tetapi yang terjadi adalah. Kepala belakang Sungchan  dan punggung itu  terbentur tembok. Sementara Renjune aman di pelukan Sungchan.

Ny. Huang  mendekat  panik.

"Shhhh..." Sungchan mendesis kesakitan. Bukan hanya tubuhnya yang  terasa sakit, satu siku tanganya begitu ngilu, kepalanya terasa pening dan berdenyut keras.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang