Rangka lehernya terasa nyeri begitu menyakitkan, udara yang sulit ia hirup kian mendapat kebebasannya kembali. Dingin yang sempat di ujung jari membaur memanas.
Wanita itu segara menyingkir ke sisi ranjang, lepas Mark melemahkan cengkaramannya tepat namanya disebut.
"Uhuk... uhuk..."
Dia hampir menjadi debu di tangan Mark. Sebab sekuat apapun tangannya menjegal lengan Mark seakan tidak berarti apa - apa sebelum kehadiran wanita yang tengah menatap nanar Mark, dari situasi mengerikan itu wanita ini menyadari bahwa sosok pucat pasi di hadapannya adalah sang istri, Aleona Lee.
"Uhuk..."
Dengan batuk menyesakan dan keadaan kacau dia pergi melarikan diri secepat mungkin keluar kamar,— yang berpapasan dengan Jaemin dan sang petugas hotel di depan kamar hotel.
"OMagat..." Jaemin terkejut luar biasa. Petugas yang lambat memahami situasi di sadarkan oleh Jaemin, pemuda itu menyerat pergi dari sana meninggalkan sang kakak menyelesaikan masalah besar entah keadaan disana seperti apa kacaunya. Jaemin tidak ingin campur, pilihan terbaik maka dia memilik pergi membiarkan kakaknya bersama Mark di dalam kamar.
"Ingat. Tutup mulutmu. Jangan katakan apapun soal ini pada siapapun... jika sampai kejadian memalukan ini menyebar. Ku cari kau sampai dapat... aku ini anak orang kaya... kau tahukan kekuatan uang bisa membuat hidup orang sengsara!!" ancam Jaemin dengan mendelikan bola matanya pada petugas itu di dalam lift.
Jaemin menyeringai melihat petugas hotel mengangguk gugup ketakutan.
"Ingat ya!"
Cekreek~
"Kenapa kau memotretku."
"Untuk berjaga - jaga menaruh wajahmu di batu nisan." kata Jaemin penuh senyumaan lebar, dan keluar begitu pintu besi terbuka, pergi dari hotel sialan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak Aleona..."
Mark terjerembab dari ujung ranjang saat ingin meraih tangan Aleona yang akan pergi.
"Tunggu...." Kesakitannya masih terasa kuat karena Mark masih menahan pelepasannya. Dia butuh Aleona, sangat butuh. Tapi Mark tahu sakit tubuhnya tidak sebanding sakit hati Aleona pada kesalahpahaman apa yang gadis itu lihat.
