[Belum revisi]
08/08/21TYPO TIDAK BERHENTI MENGKHIANATIKU.
"Leo senang?""Iya! Ieo senang. Telima kasih aunty!"
Taeyra mecibut gemas pipi gembul Leo. Mata berbinar dan senyum secara matahari tak surut saat bocah itu di bawah kemanapun, dan Leo tidak segan bertanya ini itu ketika menemukan sesuatu yang baru, entah pada Taeyra atau Aleona.
Mobil Porsche Cayenne warna hitam di bawah kendali Taeyra terparkir di restoran Johnny. Usai menghambisakan jutaan uang di beberapa tempat mereka sepakat mengisi perut di sana.
Leo berada di gendongan Aleona di langkah mereka menyusuri lantai gedung mencari meja yang lalu Johnny merekomendasikan tepat melihat kedatangan mereka.
"Halo, uncle!" Leo memekik menyapa riang. Leo masih ingat pada laki - kali tinggi berambut panjang sedagu dengan warna kucing emas mencolok, — salah satu orang yang pernah memberikan mainan satu set miniatur kereta api beberapa minggu lalu dikedatangannya bersama Mark memenuhi permintaan Aleona.
"Halo tampan. Dimana ayah Mark?" balas Johnny sambil bertanya.
"Ayah malk?" Leo lantas menoleh menatap ibunya yang langsung di pahami oleh Aleona. "Bekerja sayang."
Leo beralih menatap Johnny lagi siap membalas pertanyaan. "Ayah malk bekelja uncle..."
Johnny tertawa gemas, punggungnya sedikit membungkuk untuk jangkauan tangannya mengusak rambut Leo. "Anak pintar."
Taeyra menyudahi kegiatan Johnny dengan mengatakan keinginan yang membuat Johnny sadar kedatangan mereka.
"Aku seperti biasanya saja." katanya.
Johhny tidak mencatat, pesanan Taeyar sudah di luar kepala dan dia sendiri yang akan menyajikannya.
"Aku ingin sup daging iga dan sup sayur untuk Leo makan." timpal Aleona.
Johnny menuliskan. "Baik. Mohon di tunggu, pesanan kalian segera datang." Setelah itu Johnny berlalu penuh keramahan.
"John..."
Johnny menoleh di langkah melewati 3 meja dari tempat orang yang menyerukan namanya.
"Tanpa beer." Bibir datar itu perlahan melengkung senyum tipis, dan Johnny diposisinya mengangguk, bibirnya membalas senyuman serupa.
"Kepalaku berkunang - kunang, apa karena lapar, ya?" Tetapi Aleona rasa perutnya tidak seberisik itu menuntut di isi.
Fokus Taeyra beralih menatap Aleona yang tengah memijap kelipis, dengan berubahan wajahnya sudah nampak sedikit pucat.
"Kau sakit?" Penuh perhatian Taeyra mengulur tangan, punggung tangannya menempel memerika suhu tubuh Aleona.
"Normal, tapi kau pucat. Apa kau tidak sarapan tadi pagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.