70.

633 74 4
                                    

[Belum Revisi]
D- 15/ 11/20

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️




SECRET TO SECRET

Mark perlahan menyadari sikap diam Aleona. Dia sadar ucapan semacam itu adalah luka bagi Aleona. Semalam, Aleona tidak banyak bicara, begitupula saat sarapan pagi. Meskipun Aleona tidak mengutarakan ketersinggungannya, sikap seperlunya Aleona saat menanggapi pertanyaan, cukup menganggu pikiran Mark.

Karena itu, Mark mencoba memperbaiki suasana hati Aleona. Jam 1 siang, Mark mengajak Aleona berkeliling di kota, mengambangi setiap toko ternama, niat Mark ingin memajakan Aleona dengan membiarkan gadis itu berbelanja. Namun, sudah puluhan toko yang mereka datangi tidak membuat Aleona seakan tertarik sedikitpun.

Tawaran Mark semua Aleona tolak dengan kata;

"Tidak suka"

"Aku tidak butuh ini"

"Aku  sudah punya"

"Itu tidak cocok denganku"


"Itu tidak cocok denganku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark masih mencoba. Lalu dia membawa Aleona ke tempat beberapa wisata, hingga sore mendekat.

Hasilnya? Tetap saja sama. Senyum Aleona terlihat sangat mahal hari ini dan sebanyak apapun tawaran tak mampu membeli  kebahagian gadis itu.

Mark nyaris habis kesabaran kalau saja ia lupa sedang melakukan pembujukan.

"Aleona kau sakit?"  Mark menahan lengan Aleona di langkah beriring mereka. Gadis itu terhenti oleh intimidasi kecil dari Mark.

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Kau yakin?"

"Iya, aku yakin."

"Tapi kenapa kau diam saja."

Aleona diam, binggung jawab apa lagi. Dia tidak sakit, hanya saja suasana hatinya menjadi lebih buruk.

"Jangan mendiamiku."

"Aku tidak mendiamimu." balas Aleona dengan reaski tidak suka.

"Tapi aku merasa kau melakukannya... kau masih marah padaku?"

Aleona diam lagi. Mark mulai melihat raut perubahan wajah Aleona yang kesal.

"Aku minta maaf." katanya, berusaha mengalah untuk menghangatkan situasi. "Aku salah, kau berhak marah padaku."

Tangan Mark terulur untuk meraih kedua tangan Aleona, menyatuhkan guratan garis takdir di tangan mereka.

"Tapi..."

Menatapnya, penuh rasa sesal.

"Katakan padaku, apa yang harus ku lakukan, mh?"

Batin Aleona masih tercenga setiap mendapati sikap manis Mark memperdulikan dirinya.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang