127

284 20 4
                                    

[Belum revisi]
10/02/22

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️

❗️ TYPO ❗️




"Sebenarnya, Ibu pernah datang  dan berniat mengujungimu begitu aku mengatakan kau akan menikah dengan Mark."

Pembukaan pertama cerita Irene mengejutkan Aleona, tentu saja. Seharusnya memang  Tiffany di datangkan untuk menyaksikan acara sakral pernikahannya. Bukankah sewajarnya begitu. Kedua belah pihak harus di pertemukan meski hanya sekali seumur hidup.

Dulu, waktu pembicaraan tanggal pertunangan Aleona belum terbesit memberitahukan  Tifanny. Tapi tidak mungkin tidak, Aleona tidak memberikan kabar dia akan menikah, karena bagaimanapun   Tiffany adalah ibu kandungnya yang ia tahu meski fakta sang ibu telah menjual dirinya demi uang pada Kris Wu, yang kala itu sudah berubah  kestatusan dari wanita selingkuhan  Kris menjadi calon menantu.

Dan ucapan Irene secara  sadar,  menyadarkan dirinya bahwa ia mulai melupakan keberadaan Tifanny.

Menerima  fakta sang  Ibu masih menyimpan peduli padanya. Aleona di sambut oleh perasaan sesal, sebelum detik  ini   berlalu sosok itu benar - benar seakan hilang dari memorinya.

"Apa sekarang Ibu lebih membenciku?" lirihnya. Aleona terlihat sedikit melamun saat mengatakan hal itu.

"Tidak, Aleona. Ibu tidak  membencimu. Tapi mungkin seharusnya  kau yang pantas membencinya... aku bisa menerima itu."

Sesaat ruang menjadi hening tenggelam oleh pikiran masing - masing. Kemudian Irene kembali bercerita.

"Hari itu..."








Ting tong...

Irene menatap binggung saat Tiffany tiba - tiba menyeratnya masuk kedalam toilet  sambil berkata gugup. "Jangan coba - coba keluar apapun itu."

"Ada apa?"

Irene tidak tahu apa yang membuat Ibunya bersikap seperti itu setelah berniat membukakan pintu. Tapi begitu suara selain ibunya terdengar, Irene mengerti mengapa keberadaanya sengaja tak ingin diketahui.

Di balik pintu kamar mandi, Irene menguping dari celah pintu yang diam - diam ia buka.

"Dengan uangku kau pikir bisa melakukan apa yang kau mau, mh?"

"Come on. Aku tidak melakukan apapun. Kenapa kau bersikap seolah - olah aku adalah boom, apa ketika Istrimu melihatku dia akan hancur, tidak, kan?"

"Untuk apa kau datang?"

"Aku hanya rindu dengan anak gadisku, itu saja."

Pria itu tersenyum culas, mendengus, mengejek pengakuan Tiffany.

"Anggap saja aku percaya. Dan sudah cukup kau berada disini."

"Aku baru satu malam berada disini dan kau sudah mengusirku?"

"Aku bahkan belum—"

"Mengeluarkan anakmu sebelum aku pergi, begitu?"



Bibir Tiffany mengatup tak percaya di balik sikap tenangnya. Dia seperti sampul novel yang mudah di tebak seperti apa jalan ceritanya.  Atau  pria di hadapannya  seperti  vampire,   hanya mengandaalkan sebuah insting bisa begitu cepat mengetahui keberadaan dan menjegal  tujuannya datang untuk  Aleona.

Menemui gadis itu untuk mengatakan siapa sebenarnya Mark. Tiffany tidak ingin ada garis  di dalam keluarganya mengalir darah dari  keturunan seorang pembunuh. 

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang