124

273 35 3
                                    

[belum revisi]

12/01/22

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️

❗️ TYPO ❗️





Lucas mengatarkan Mark dan Aleona kembali ke penginapan. Di perjalanan Aleona tanpa sadar terlelap. Sesampainya di lobby hotel, Lucas tidak serta merta langsung meninggalkan sepupunya, dia ikut  sampai kamar hotel, sebab Mark akan kesulitan membukakan pintu kamar.

Awal Lucas melihat keadaan kamar hotel membuatnya terheran, Kamar itu benar - benar berantakan. Botol dan gelas berserakan di atas dan bawah meja, seprai kasur terlihat sangat kusut. Lucas menyimpulkan  jika ada suatu pertengkaran terjadi sebelumnya, sebelum pertengkaran Aleona dan Haelen.

Sementara Lucas sibuk memperhatikan keadaan kacau itu, dengan duga - dugaan di atas kepalanya.

Mark dengan penuh kehati - hatian, membaringkan Aleona di ranjang.

"Sebelumnya kalian bertengkar?" tanya Lucas  sedikit berbaik hati, membereskan.

"Lebih tepatnya, terjadi kesalahpahaman." Mark menghampiri Lucas untuk ikut membereskan meja, setelah menyamankan tidur Aleona. Melihat bagaimana istrinya tertidur sangat pulas, Mark yakin  istrinya baru tidur.

Lucas mencerna ucapan Mark mengaitkan dugaanya, menatap sepupunya dengan lipatan kening, tangan yang menyerahkan  botol pada Mark seraya menuangkan  rasa ingin tahu.
"Maksudmu, pada awalnya Aleona menemukan kalian berdua disini?"

Mark tidak tahu Aleona datang sendiri atau tidak. Yang pasti jika semalam Aleona datang bersama Lucas, laki - laki itu tidak akan sudi masih bersikap ramah padanya.

Jadi mudah bagi Mark  menangkap prasangka Lucas.

"Konyol. Mana mungkin aku membawa Haelen kemari."

"Iya, mungkin kau tidak membawa Haelen kesini tapi bagaimana kalau Haelenlah yang datang menemuimu lebih dulu, kau tidak mungkin mengusirnya."

Ucapan itu membangkitkan tempertur tinggi Mark, dia tidak suka di pojokan. Karena apa yang di pikirkan Lucas salah.

"Iya, aku tidak mungkin mengusirnya, tapi aku tidak akan membuat diriku berada satu ruangan dengannya."

Lucas mendengus ejek. "Naif!"

Meletakan semua botol serta gelas di meja lemari berukuran sedang di sudut kamar hotel. Mark membalas ucapan Lucas.

"Aku bahkan tahu Haelen ada di sini karena Jeno memberitahuku lebih dulu sebelum kau menelponku, Lucas. Dan yang membuatku terkejut bagaimana Aleona mendatangi Haelen."

"Dan..." Mark mengusak wajahnya kasar, sadar suaranya akan menganggu tidur Aleona. Mark berusaha mengatur perasaaan emosionalnya. Kejadian hari ini sungguh membuatnya tertekan. Dia di permainkan oleh suguhan Tn Ji. Kedatangan Aleona tiba-tiba, sang ibu  berbohong,— yang sangat mendasar   Aleona sendiri yang meminta Ibunya berkata bohong padanya untuk diam - diam  menemui Haelen.

Mark tidak menyalahkan keputusan Aleona tanpa melibatkan dirinya, dia tahu Aleona hanya mencoba menyelesaikan dengan caranya sendiri, meski dia tahu resiko yang di terima.

Lucas menunggu kalimat Mark yang menggantung. "Dan?"

"Darimana Aleona tahu Haelen ada disini?!"

Mark dan Lucas sama - sama terdiam sesaat saling memadangi,  Lucas berspekulasi. "Apa mungkin Haelen yang menghubungi Aleona dan memintanya datang menemuinya?"

Memikirkan darimana Haelen mendapatkan nomer Aleona, membuat Mark berpikir Haelen mulai bertindak lebih gila.

"Jika itu benar." Dan pikiran lain Mark, " apakah mungkin Haelen berniat buruk pada Aleona." 

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang