32

1.2K 123 17
                                    

[Belum Revisi]

‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️









SECRET TO SECRET


"Kau pikir aku akan membebaskanmu begitu saja, mh?"

Kalimat itu penuh penekanan, seringaipun menyertai bibir Mark. Pemadangan yang biasa Aleona terima tapi satu hal membuat Aleona tidak mengerti dari reaski di depannya sekarang ini. Mata Mark gementar disertai gedengan air mata. Aleona mentapi mata bulan itu penuh rasa emosional. Mencari jawaban atas apa yang baru ia temui dari seorang Mark.

Tulang jari Mark yang menekan kerangka tulang leher Aleona membuat lehernya sakit, ia benar-benar kehilangan pasokan oksigen tapi kemudian tenggorokanya secara brutal menarik napas panjang ketika Mark membebaskan cekikan itu.

Aleona terbatuk. Dia tidak mengira kalau Mark masih belum puas menyakitinya.

Mark menarik bahu Aleona, menjatuhkan tubuh lemah Aleona ke ranjang. Mengukung Aleona yang sudah setengah kehilangan tenaga. Aleona masih belum melepas pandangannya.

"Karena aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun, men..ngerti..."

Dada Aleona naik - turun, napas itu masih memburu. Tatapan Mark menelajangi wajah Aleona, merambat pada kulit leher dan dada yang bergerak teratur pun tak terlewatkan oleh mata bulat Mark.

Naluri Aleona membawanya mengerti apa yang selanjutnya terjadi.
Bibir Aleona keluh dari rasa ingin berteriak, isi kepalanyalah yang melemahkan niat itu. Rasa takut tak seorang pun percaya pada dirinya menahan keberanian Aloena. Ini rumah keluarga Wu, dan seisi rumah ini pasti lebih percaya pada Mark daripada oranglain seperti dirinya.

Seringaian buas milik Mark terakhir Aleona lihat dipandangan, sebelum ia menggunakan sisa tenaga menahan dada laki-laki yang sedang menyerang lehernya.

"Mark buka pintunya!"


Aleona menyergah mata Lucas, setelah memori otaknya melintas mengingatkan "Jangan menatapiku seperti itu." lirih Aleona.

Luhan menoleh pada Kris dan saat itupun Kris mengarahkan pandangan pada sang istri. Dalam kebisuan mereka berdua sama-sama mengerti. Memikirkan bagaimana perasaan Mark yang di hadiahi pemadangan seperti itu.
Bibir Luhan memang mendukung hubungan Aleona dan Lucas tapi tidak untuk hatinya.

Sementara laki-laki yang sedang di cemaskan kini berani meluruskan pandanganya pada Aleona dan Lucas. Merasa puas, bibir Mark menyeringai kecil, seperti seseorang yang tengah memenangkan pertandingan lemparan dadu di meja.

Lucas terkekeh. Aleona memperingati lagi saat tangan besar Lucas akan menyingkirkan.

Lewat tatapan, Luhan memohon pada Kris, agar menyudahi interaksi mereka berdua.
Tapi baru ingin Kris membuka suara, pergerakan itu tercegah oleh ucapan putranya.

"Apa gunanya kau menyembunyikan itu..." Menepuk kedua lutut, Mark berdiri dari sofa.

"Itu dariku..." Mark menyeringai puas.

"Perlu kau tahu Lucas, kami akan melangsungkan pertunangan bulan depan. "

Kris, Luhan dan Aleona terkejut mendengar pernyataan tiba-tiba Mark.

"Semua setuju tanpa pengecualian ... " Mengubur tangan di saku celana, pembuktian arogansi Mark. Narasi yang begitu lancar di layangkan, seolah-oleh Mark telah melakukan diskusi final yang telah mendapatkan dukungan atas keputusan itu.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang