17/04/22
‼️ TYPO, semoga dapat di pahmi.
‼️ VOTE & KOMENT sebuah kebijaksanaan sebagai penikmat cerita.
‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️Ting tong ...
"Huh?"
"Biar aku saja yang membukanya..." Jaemin sudah setengah mengangkat bokongnya dari kursi, namun Maya mencegahnya cepat, melepas Apron gesit.
"Tidak, aku saja. Habiskan sarapanmu, Tuan muda." Peringati Maya sambil melototkan matanya dan berlalu ke arah pintu.
"Paman, kapan Ibu pulang." tanya Leo sedih dengan tangannya masih menyusupkan sendok dalam mulut tak semangat. Bocah itu di paksa makan karena Jaemin mengancam tidak akan mengajaknya bermain bersama bila tidak menghabiskan sarapan paginya hari ini.
Kemarin Maya mengadukan pada Jaemin, bocah itu mogok sarapan, lantaran ibunya tak kunjung pulang, lalu berakhir Jaemin turun tangan. Maya tidak berani mengadu pada Aleona takut merusak acara special anak majikannya.
"Leo, selamat pagi."
Suara sapaan pagi itu mengagetkan Leo yang sedari tadi murung.
"Ibu!" Leo menjerit senang. Mata air rindunya mengembang begitu melihat wajah Aleona. Leo mengangkat kedua tangan meminta di turunkan dari kusir yang ukurannya lebih tinggi darinya.
Aleona mengangkat Leo, memeluknya erat di gedongan. "Ibu lama chekali pulangna, io lindu ibuh!"
"Benarkah?"
Leo melepaskan pelukan untuk menghadap wajah Aleona.
"Ibu juga Rindu Leo, maafkan ibu ya, sayang. Leo tidak menangis, kan?"
Leo melipat bibirnya kebawah, wajahnya menunduk, matanya berkaca -kaca. Kepalanya menggeleng, seraya jarinya menujuk ke arah Jaemin tiba - tiba, membuat pemuda itu mengerutkan kening di aktifitasnya menyantap makan yang sejak tadi memperhatikan mereke berdua. Maya di antaranya senyum - senyum gemas oleh lembutnya hati Leo yang mudah menangis.
"Paman jamin, galak!" Lirih Leo sebelum suara tangisanya terdengar "Hueeahh..." emosional yang diam - diam di tahan meledak saat itu juga.
Jaemin melototkan mata kaget. Bocah polos itu kelewat polos. Jaemin menggeleng ribut pada Aleona yang menuntut penjelasan.
"io .. hiks... dimalahin telus... hiks...gghhhng"
"Cup... cup... " Aleona mengusap lelehan air mata sambil tetap mendengarkan keluh kesal bocah lugu itu.
"paman jamin ahat... eunghngg... unghh... paman jamin bilang tidak mau belmain dengan io lagi... "
"Tidak, sayang. Paman Jaemin hanya bercanda. Sudah, ya ... jangan menangis."
Mengabaikan Leo yang tengah mengadu penuh drama, Jaemin bertanya keberadaan Mark yang tak terlihat datang bersama.
"Aku mengusirnya." Aleona menjawabnya enteng sambil tertawa ringan.
Maya yang baru saja menyentuh piring untuk dibereskan sempat berhenti mendengar di balik punggung, tidak menguping perbicangan itu tapi karena masih satu ruangan tentu suara Aleona masih dapet di dengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.