4. Pertemuan

2.2K 165 3
                                    



‼️VOTE & KOMENT setelah baca ‼️

SECRET TO SECRET

"Kau tidak muda lagi jadi perhatikan langkahmu"

"Aku tidak sengaja terjatuh."

"Berhenti dengan ponselmu." Wanita paruh baya itu berbicara dengan mimik wajah menggerutu.

"Mana mungkin, benda itu satu-satunya penghubungku. " dan wanita paruh baya lain tak kalah ikut menjawab dengan gelak gerutu.

"Ish!"

Dokter bernama Baeca memperingati Luhan sang pasien.

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar anakmu?" tanyanya, mengubah topik pembicaraan mereka sebagai seorang teman.

"Anak- Ayah itu baik-baik saja"

"Aku hanya menanyakan anakmu bukan ayahnya."

"Aku hanya sekalian menjawab sebelum kau bertanya lebih lanjut."

"Ish! Aku tidak peduli dengan suamimu."

"Aku pedul... wle..."

"Karena dia suamimu. Ahh!" Baeca meledak. Perasaan gemas yang tercampur kesal.

Luhan tertawa, si pasien yang tak ingin kalah berargumen. Jatuh dari anak tangga ada bagusnya, jadi ada kesempatan mengobrol dengan sang sahabat.

Sedikit menyebalkannya adalah Baeca tidak mudah di temui jika bukan karena insiden seperti ini.

Baeca cukup sibuk beberapa bulan belakangan, hampir tidak saling berbicara apa lagi bertemu. Dua wanita paruh baya ini adalah seorang teman dekat sejak mereka masih gadis dulu sampai keduanya sudah dikaruniai seorang anak yang sama-sama sudah mengijak dewasa.

"Lu..." Baeca terdiam sesaat menatap Luhan setelah wanita itu melunturkan rasa gembiranya. "Aku iri dengan pernikahanmu, kalian hebat mampu menjaganya hingga sekarang."

Raut wajah yang awalnya tersenyum lebar beralih menarik senyum tipis. Tidak di pungkiri Luhan menyayangkan, kenapa sabahatnya masih saja suka mengungkit-ungkit kisah lama. Tapi pada sisi lain, Luhan memahami kisah cinta mereka memang begitu kontras di masanya. Seolah Baeca hanya berada di masa kelam yang abadi, yang kemudian Luhan hanya akan melakukan kata-kata penyemangat di kala Baeca membangkitkan keterpurukan pernikahannya.

"Kenapa kau bicarakan ini lagi. Ada apa dengan Chanyeol suamimu, emh?" Senyum Luhan tulus, mengerti luka batin sabahatnya yang belum juga terkikis. "Bukankah kau juga hebat... aku belum tentu juga sekuat dirimu Baeca..."

"Iya, tapi kau lebih beruntung dariku atau teman kita yang lain... kau terlihat bahagia bersama Kris sampai setua ini, uh..  aku iri padamu."

Luhan mengulur tangan menyentuh punggung tangan Baeca menenangkan.

"Kalau bukan karena anakku..." keluhan yang tidak sedikit pun bergesar Luhan dengar.

"Jangan berbicara begitu. Dia sudah sangat berusaha... dan kau sangat mencintainya,  bukan... "

"Setelah dia ketahuan... lagi... Hahaha lucu"

"Sudah 5 tahun Baeca..."

Luhan memperingati namun senyum Baeca terlihat lebih pahit.

"Terjadi lagi Luhan... lagi untuk sekian kali... aneh, bukan?"

Apa ini? Untuk berselang beberapa bulan mereka hilangan waktu bersama berbagi cerita. Berita tidak menyenangkan datang.

Luhan tercenga. Itu terjadi lagi setelah 5 tahun lalu. Dia tidak menyangka.

"Aku seperti orang bodoh!" Baeca tertawa dalam kekecewaan.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang