59

709 89 16
                                    

[Belum Revisi]

D-29/09/20
‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️








SECRET TO SECRET

Acara selesai jam 10 malam. Mark membawa Aleona kerumah kediamannya, tak terlihat wajah kelelahan dari laki-laki itu, melainkan jauh lebih segar dari Aleona.

Begitu juga saat kaki itu berpijak menaiki susunan tangga, tegas dan kuat seakan tubuh sang istri seberat bantal guling. Mengendongnya dari depan sampai ke dalam kamar,- yang kini menjadi kamar pribadi Alona.

Wajah kebahagian senantiasa terpancar pada Aleona yang didudukan oleh Mark di sisi ranjang, menatap punggung laki-laki yang kini resmi menjadi suaminya sedang menutup pintu kamar.

Aleone mengernyit apa yang membuat Mark berdiri terlalu lama disana.

"Mark?" panggil Aleona lirih.

Punggung itu membalik melambat, menampilkan senyum angkuh yang melunturkan senyum manis yang terpantri di bibir Aleona.

Wajah menunduk dengan gerakan tangan melepas sarung di jari-jarinya, detik kemudian senyum angkuh itu berubah menyeringai tajam.

Ada apa dengan suaminya, sekarang?

Sebuah seringaian yang Aleona tahu bukan sekedar ingin membuatnya mendesah tapi ada hal yang.

Tunggu, dia belum bersih dari tamu bulananya. Mark tidak bisa menyentuhnya malam ini.

"Mark..." lirih Aleona lagi, memastikan perasaanya salah.

Mark mengangkat dagu, wajahnya kaku, menatap Aleona dengan tatapan mengintimidasi membuat Aleona merasakan tanda bahaya.

"Sudah ku bilangkan ..."

Aleona terkejut luar biasa.

Mark menyerang Aleona, melusakan jarinya di leher Aleona hingga tersentak terbaring di atas ranjang.

"Jangan pernah bertingkah padaku."

Napas Aleona memberat karena tekanan tangan Mark.

"Sudah kuperingatkan berkali-kali. Jika kau mencoba menghancurkan keluargaku, kupastikan sepanjang hidupmu... " kata-kata yang keluar dari bibir Mark penuh penekanan, "aku... takan berhenti membuatmu menitikan air mata."

Aleona mulai kehilangan pasokan udara dalam tenggorokannya. Tangannya berusaha menahan cekikan Mark di lehernya. Manik matanya memerah, pergerakan detak jantung berdeyut  tak normal.

"M-mar-k..."

Melihat kesakitan Aleona, Mark menarik senyum luas, seolah-olah pemadangan di hadapannya adalah sumber kebahagian.

Napas Aleona sudah berbata-bata, kepalanya menggeleng ketakutan, Mark puas mendapatkan ketakutan Aleona, kemudian ia menjauhkan tanganya dari leher Aleona namun beralih menahan kedua tangan Aleona di antara kepala gadis itu.

Yang di rasakan dari aksi tangan Mark di tangan Aleona, rasa nyeri, panas dan kram akibat penghambatan aliran darah.

"Mau berjanji padaku?"

Aleona dalam tekanan rasa takut mengangguk panik.

"Membuat luka sedikit saja. Tidak ada senyum saat kau berada di tempatku."

Seperti di todong oleh waktu masa hidupnya, mata kering Aleona kembali menggenang air mata. Dia benar-benar di sekap oleh rasa takut.

Aleona terisak segugukan. Merasakan ketidakmengertian Mark, laki-laki itu menujukan kegilaannya lagi seperti yang ia sudah pahami, ketidakasingan saat ia menjumpai satu tubuh terdapat dua sisi berbeda dalam satu waktu.

SECRET TO SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang