29.09.24‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPOMata Jaemin terbelalak pintu terbuka itu menampilan sosok di depannya kacau. Wajah kusut lusu, rambut berantakan, mata sayu. Bukan hanya dari rupa saja bisa di nilai.
Bahkan indra penciumamnya terasa tidak nyaman saat bau tidak sedap terhirup. Alkohol dan rokok menyeruak sangat menyengat tercium. Jaemin sampai harus menahan pernapasanya beberapa waktu.
Dan fakta itu memiliki saksi nyata. Dari jarak di tempat June di sedang santai bermain games saja dapat mencium aroma tubuh itu. "Huuuhh... bau busuk apa ini?"
Bisa terbayangkan sebau apa; kan?
Jaemin mengutuk kejujuran June.
"Kau baik - baik saja?"
Tentu saja tidak. Siapapun bisa menebaknya. Tapi itu pernyataan reflek saja.
Jaemin memberi jalan tanpa mendapatkan jawaban.
June bertanya pada Jaemin yang kembali ke sofa. "Ada apa dengannya?"
"Tidak tahu. Abaikan saja. Ayo main lagi."
Meski berkata begitu. Dia khawatir dan karena dorongan perasaan itu ia menghianati ucapanya.
June mendongak saat Jaemin beranjak pergi. Memilih untuk tidak peduli. Jadi ia mengabaikan dan membiarkan pemuda itu.
Jaemin pergi ke lantai atas. Dikamar miliknya yang sudah jarang di tempati.
Membuka pintu dengan mengendap, ranjangnya kosong, matanya mengedar mencari tahu. "Dimana dia?" Melangkah lebih banyak lagi dia masuk kedalam. Membuka pintu kamar mandi orang itupun tidak ada disana. Saat melihat pintu balkon terbuka, dia langsung terbesit orang itu pasti berada disana.
Duduk melamun dengan rokok mengepul dan juga botol kaleng berdiri di atas meja. Dia tidak ingat sosok itu datang membawa tentengan.
Jaemin meringis perihatin. Mendekat dan bergabung duduk di bangku lain. Orang itu tampak tidak terganggu, lebih tepatnya mengabaikan. Jaemim ingin mengajaknya berbicara tapi ia tidak tahu kalimat apa perlu di ucapkan. Dengan perasaan canggung sambil berpikir bagaimana memulai percakapan. Jaemin melirik - lirik kikuk.
Beberapa menit keadaan seperti itu. Tiba - tiba orang disampingnya menggeser satu bolol menawarkan Jaemin.
Jaemin menatap bolol itu bimbang antara ingin menerima tawaran itu atau tidak. Besok dia ada kelas pagi. Kalau dia ikut minum takut pagi nanti susah bangun, itu akan jadi masalah bagi ibunya.
"Maaf, besok aku ada kelas hehehe..."
Jaemin mendapat lirikan singkat, botol itu di tarik kembali di tempat semula.
"Ahh... rokok saja. Tidak apa - apa." tawar Jaemin. Dia langsung mengambil satu batang, mematik lalu menghisapnya.
Hisapan pertama, dan asap tembakau yang ia serapi terasa kuat sampai menimbulkan reaksi kepala sedikit pusing. Jaemin bukan perokok aktif jadi tubuhnya mungkin saja sebenarnya menolak.
Sekali lagi dia mendapatkan lirikan, ada senyum kecil juga ia dapatkan.
"Rumit ya, jadi dewasa." Akhirnya Jaemin bisa memulai percakapan.
"Tidak juga jika kita bersikap baik."
Bibir Jaemin membeo senang, ucapannya mendapatakan respon.
Jaemin mengangguk - anggukan kepala memperlihatkan responnya. "Lalu kau berada di sisi mana? Buruk apa baik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanficTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.