[Belum Revisi]
‼️ VOTE & KOMENT setelah membaca‼️
‼️TYPO‼️SECRET TO SECRET
Cahaya mentari pagi meluas menyinari alam. Meski kamar Mark gelap dari pemadaman lampu tak lantas membuat kamar itu tetap sama, pijaran matahari masih bisa masuk melalui cela ornamen jendela di bagian atas.
Tetapi sayangnya cahaya itu sama sekali tak berhasil membuat dua orang yang masih tertidur saling membagi kehangatan terbangun. Justru suara dari jam welker digital yang perlahan membuat satu dari dua orang tersebut sadar dari dunia mimpi.
Aleona perlahan mengambangi kesadaranya.
"Apa ini nyata?" gumam Aleona menatapi wajah damai Mark yang masih terlelap.Bibir Aleona mengulas senyum, "terima kasih Tuhan." tangannya terulur, jemari itu menyingkirkan uraian poni Mark yang kembali di posisinya.
Senyum itu memudar.
"Tuhan, aku hanya ingin bahagia dengannya..."Aleona terdiam, iris matanya menelusuri setiap inci wajah Mark. Alis tipis seperti sayap burung camar, mata bulat kecil mirip kacang kenari. Aleona senyum geli bagaiman bisa menyamakan mata itu dengan sebuah kacang. Jemari Aleona menyentuh ujung hidung Mark, mengatuk-atukan pelan, menilai hidung Mark yang tak begitu mancung seperti miliknya, serta bibir tipis laki-laki yang sangat ia cintai di hidupnya,- yang kerap membuatnya tersinggung.
"Aku harap kita bisa melewati rintangan apapun... "
Jemari Aleona merayap menyentuh dagu yang mulai di tumbuhi rambut tipis.
Tatapan Aleona berpindah, dia juga cukup menyukai jakun Mark yang tak begitu tegas, namun Aleona cukup menganggumi ketika tulang di dalam leher itu bergerak-gerak saat mereka sedang bercinta.
Aleona tersipu malu membayangkannya.
Masalah hatinya dengan Mark memang telah berakhir seperti apa yang Aleona selama ini dambakan, tapi itu bukan jamanin
Aleona bisa lepas dari bayang-bayang rasa khawatir hubungan dengan Kris terungkap.Aleona tidak mampu membayangkan bagaimana suatu saat bangkai itu tercium oleh Luhan. Bukan hanya takut Luhan membencinya, tapi Aleona juga takut kebencintai Luhan mengembalikan kebencian Mark padanya lagi.
"Tolong jangan tinggalkan aku. Jika hari itu datang..." air mata Aleona mengembang. Perasaan itu mendorong Aleona memeluk Mark dan tanpa disadari mengusik laki-laki itu.
Mark menggeliat di lingkaran tangan Aleona, ia membuka mata pelan, "Pagi..." suara khas orang baru bangun, serak, berat, sexy secara bersamaan.
Suara Alarm berhenti.
Aleona mendongak terkejut, "Maaf membangunkanmu..."
Perhatian Mark langsung mengarah pada mata sembab Aleona," Kau menangis?"
Aleona menggeleng sambil mendengung," emh~nghmm~"
Suara bernada itu terdengar imut. Mark baru tahu Aleona ternyata semegemaskan ini. Pasalnya selama ia meniduri gadis itu, ketika bangun pagi tidak melewati moment semacam sekarang ini.
Mark mendengus senyum cerah.
"Aku bersumpah tidak akan membiarkan oranglain mendengar suara ini. Hanya aku yang boleh..."
Tapi sialnya, tiba-tiba bayangan lain merusak isi kepala Mark. Senyum itu meluntur kaku.
"Aku hanya akan bertanya sekali. Jadi... " kalimat Mark terdengar serius membangkitkan ketegangan Aleona.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET TO SECRET
FanfictionTidak di sarankan untuk di baca. Serius... GA USAH DI BACA YA GUYS! JELEK BANGET INI.