Chapter 35.3

3.2K 515 167
                                    

Siapa aja yang berhasil pakai voucher gratis baca duluan HAUTE chapter 35.3 di KK minggu lalu? Yuk, baca ulang HAUTE 35.3 yang terbit di Wattpad ini. Coba cari sepuluh perbedaan!



"Sir Rivaille, sekarang Anda sudah tahu siapa orang yang kusukai. Maafkan aku. Apakah benar kalian memiliki hubungan istimewa?"

Bahu Rivaille kaku.

"Karena jika benar Anda dan Eren sudah bersama, tentu saja aku merasa sangat bersalah pernah menyatakan cinta padanya." Annie membungkuk. "Aku akan mundur. Aku akan melupakan perasaan ini dan tidak akan mendekatinya lagi, tapi jika ternyata kalian tidak memiliki hubungan apa pun, aku mungkin tidak akan menyerah ... untuk mendekatinya."

....

Rivaille mematahkan puntung rokok di tangannya.

Annie melihat abu rokok itu berjatuhan. Hitam sekelam langit malam. Namun, gadis itu tetap sabar menunggu balasan.

Rivaille menghela napas cukup keras. Daripada menjawab, ia lebih gemas ingin menyingkirkan abu rokok yang berjatuhan di atas meja, kemudian memencet rokoknya pada asbak.

"Dengar, Annie Leonhart, ada tiga hal," ujar Rivaille.

Annie mendengar.

"Pertama, urusan cinta anak remaja seperti kalian tak ada hubungannya denganku. Sedikit pun aku tak peduli. Rasanya aku ingin tertawa."

"Maaf, Sir."

"Kedua, hubunganmu dengan Eren Jaeger juga bukan urusanku. Kau berhak mengejar cintamu atau menyerah. Apa kau tak lihat aku duduk di sini karena dibayar sebagai juri dan mentor, bukan konsultan urusan cinta model remaja?"

Annie mengangguk tahu.

"Ketiga, aku dan Eren memiliki hubungan istimewa? Aku tak tahu, Nak. Apa itu hubungan istimewa? Kita mungkin berbeda dalam memaknai kata 'istimewa'." Rivaille memandang mata gadis itu. "Bagiku simpel saja, Eren Jaeger berhak menjalin hubungan dengan siapa pun yang ia mau, dan semua itu di luar kuasaku. Kau—atau siapa pun—yang berusaha mendekatinya, coba saja. Pada akhirnya, Eren Jaeger sendiri yang berhak memilih dengan siapa ia berpacaran."

Mendengar kata-katanya, Annie bungkam.

Rivaille menarik napas kasar. Pada setiap udara yang masuk ke parunya, ia ingin mengeluarkannya kembali dan melontarkan makian. Baru saja ia terdengar seperti orang tua yang menasihati gadis belia dalam hal mengejar cinta. Dengan kemampuan berbicara yang terbatas saat menyangkut urusan asmara, Rivaille merasa ia telah melakukan yang terbaik. Bukankah ia terdengar sangat netral dan wajar?

Ia berhasil seharusnya.

"Sir, Anda tidak benar-benar menjawab pertanyaanku," ucap Annie beberapa saat kemudian, "tapi aku mendapatkan intinya. Terima kasih. Maafkan aku sudah mengganggumu dengan masalah tak penting yang akhir-akhir ini mengganggu pikiranku."

"Kuklo adalah orang yang tepat jika kau ingin meminta advice hubungan asmara." Meski Rivaille sendiri tahu, Kuklo bukanlah pakar asmara, tetapi setidaknya lebih baik darinya. "Kau tak akan mendapatkan apa-apa dariku."

Annie tersenyum tipis. "Aku tahu, tapi dari jawaban yang kudengar barusan, aku tahu aku bertanya pada orang yang tepat. Jika Eren ada di sini dan mendengar kata-kata Anda barusan, aku yakin ia setuju dan ... sepertinya ia telah memilih orang yang tepat untuk disukai."

Rivaille diam.

Annie beranjak dari kursi. "Sekali lagi maafkan aku. Kuharap hal ini tidak mengganggumu."

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang