Chapter 39.4

957 87 7
                                    

HAUTE udah hampir masuk bab 40, tinggal 10 bab lagi tamat. Setiap bab memang dibagi jadi beberapa part kecil, tapi ada kemungkinan aku akan langsung posting 1 bab full ke Wattpad untuk seterusnya sampai tamat nanti, mungkin di 5 bab terakhir. Soalnya ... ternyata jumlah bab di satu konten Wattpad cuma bisa mentok sampai 200 bab. Ini masih dipertimbangkan, ya. Karena untuk upload 1 bab penuh aku butuh waktu lama menulisnya dulu. Jumlah kata untuk 1 bab penuh itu bisa sekitar 10.000 kata.

Btw, aku lupa mengabari soal aku sudah buka WRITING COMMISSION lagi sejak Mei kemarin. Kalau kamu tertarik pesan writing commission by Aratte, link pemesanan ada di profil Wattpad-ku, ya. Hasil naskah bisa dicetak jadi buku kayak dulu untuk jadi koleksi pribadimu. Slot yang tersisa sangat terbatas (saat ini udah full booked sampai September). Silakan amankan slot segera apabila berminat. Selain writing commission, aku juga membuka jasa konsultasi penulisan dan editor, bisa cek lebih lanjut di link-nya!



Di tengah koridor berlantai granit menawan, Rivaille tengah berdiri bersama seorang wanita bertubuh jauh lebih tinggi darinya. Perbedaan tingginya sebesar penggaris panjang di sekolah dasar yang pernah Eren punya. Seratus enam puluh senti versus seratus sembilan puluh senti.

Rivaille sedang berbicara dengan Yelena. Tentu itu bukan sekadar obrolan santai atau basa-basi lewat. Mereka sedang berbicara dengan nada yang terdengar dingin. Berikan mereka senjata, mereka akan saling menusuk.

Reaksi pertama Eren bukan syok atau khawatir melihat mereka bertemu. Eren terpana melihat tinggi badan mereka yang sangat kontras!

Reaksi kedua tentu saja Eren tergugu. Dia harus menyaksikan percakapan dari sang mantan manajer dengan manajernya yang sekarang. Akhir-akhir ini, Eren juga menyadari satu hal tentang Rivaille.

Pria itu hampir tidak pernah emosi, kecuali membahas sesuatu yang berkaitan dengan Eren Jaeger.

Eren tidak tahu apa yang memulai pembicaraan tersebut, tetapi kata-kata tegas Rivaille terasa membakar kupingnya:

"—Aku tahu dia bersama kalian saat ini. Aku tahu kalian akan melejitkan namanya sangat besar. Tapi sampaikan ini kepada Zeke, sekali saja kalian berbuat sesuatu yang merugikan, memaksa dan mengeksploitasi dia, kalian tak akan lolos dariku, Hume."

Yelena kelihatan sangat menjulang di hadapannya. "Oh? Bahkan haute photographer nomor satu di industri sepertimu sekalipun tak akan bisa menghadapi semua petinggi di industri hiburan. Rivaille, aku mengapresiasi rasa pedulimu pada talent kami, tapi apa pun yang dia lakukan bersama kami ke depannya, kau tak bisa ikut campur."

Rivaille tak kalang menjulang—auranya. "Aku akan melakukan apa pun yang bisa kulakukan, meski di balik layar, aku tak akan tinggal diam."

Yelena membalas lagi, "Kau tak perlu khawatir. Dia sekarang berada di tangan terbaik. Jadi, serahkan dia pada kami."

Rivaille menyipitkan mata.

Membungkuk, Yelena mendekatkan wajahnya pada Rivaille seperti ingin menempelkan kening. Wajahnya gelap.

"Toh, dia itu bukan milikmu lagi. Ingat?" kata Yelena.

....

Sudah cukup mengupingnya. Eren melangkah maju dan keduanya menoleh.

Yelena spontan tersenyum tipis. "Oh, Eren! bagaimana makan malammu?"

Bersitatap sebentar dengan Eren, Rivaille tidak berkata apa pun. Ia berbalik pergi, menghilang di balik pintu toilet.

Eren ingin mengejar pria itu.

Yelena menahan tangan Eren. "Maaf, aku harus mengingatkanmu. Kesepakatan kita agar kau tidak berhubungan dengannya lagi sementara, setidaknya sampai acara ini selesai. Lebih baik kau pergi ke toilet wanita daripada harus bertemu dengannya di dalam toilet pria. Aku khawatir dia lepas kendali, mengunci dan memerkosamu di dalam sana jika dia melihatmu. Kau sendiri tidak se-desperate itu ingin disentuh olehnya atau menyentuhnya, kan?"

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang